Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Minimal membunuh rindu

Wawancara tempo dengan anak agung made cakra, musikus yang bekerja sebagai tukang cukur. namanya menanjak berkat lagu bali ciptaannya berjudul kusir dokar. telah merekam lagu volume i & volume ii.

24 Juli 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ANAK Agung Made Cakra (53 tahun) 14 tahun yang lalu masih mengasuh orkes keroncong 'Fajar Baru' dan 'Uril' di Denpasar. Tapi terlalu mustahil menyandarkan periuk nasi pada musik beginian di rimba turis. Maka untuk terus menyambung hidup yang menanggung 8 anak, musikus ini bekerja sebagai tukang cukur di hulu hati Denpasar. Toh sembari kerja ia selalu ditemani sebuah biola -- yang pernah dipinjam Idris Sardi waktu pembuatan film Mama -- untuk hiburan. Berikut adalah wawancara Putu Setia dengan tukang cukur yang lagi menanjak itu. Tanya: Bagaimana masa datang lagu 'Pop Bali'? Jawab: Sangat cerah. Kalau tahun 1966 ke bawah, lagu pop Bali dicaci dan yang menyanyikannya dianggap orang gila. itu karena perkembangan belaka. Saat itu ada anggapan lagu Bali tidak pantas diiringi gitar. Karenanya lagu Kusir Dokar diambil oleh Sekele Jangger dan musiknya mempergunakan gamelan. Dengan masuknya lagu pop Jawa ke Bali yang dinyanyikan penyanyi-penyanyi macam Koes Plus nasib lagu daerah mendapat tempat di hati orang Bali. Mulanya mereka menyukai lagu itu karena 'siapa yang menyanyikannya". Kemudian iramanya. Mereka menemukan secara persis. walaupun tidak jelas tahu apa artinya. Namun ada semacam pengakuan: lagu daerah ternyata berhak pula diiringi band". Karena itu dikasetkannya lagu pop Bali cepat diterima masyarakat, karena bahasanya mudah dimengerti. 1% saja dari penduduk Bali yang membeli kaset itu, berarti sudah 25.000 buah laku. Belum lagi sasaran ke daerah-daerah transmigrasi atau di mana ada orang Bali. Minimal membunuh rasa rindunya. T: Bahasa Bali yang dipakai tingkatannya 'madya'.Pertimbangannya apa? J: Kalau bahasanya halus semua. anak muda sukar menerimanya lihat saja dalam pergaulan sehari-hari, orang sukar berbahasa halus lagi. Kepada bangsawan lebih mudah berbahasa Indonesia daripada berbahasa Bali halus. Tetapi untuk memakai bahasa kepara atau kasar, tentu amat janggal. Ingat ini hasil seni, jadi tidak enak dibuat dalam bahasa kasar. Namun begitu tidak semuanya tingkatan madia. Ada juga kita pakai bahasa Bali halus. T: Ada rencana-rencana dalam waktu dekat? J: Tentu. Penyanyi-penyanyi yang pernah memenangkan festival lagu pop tahun 1974 sudah mulai saya hubungi. Sambutan cukup baik. jelas suatu bukti mereka tidah lagi minder membawakan lagu pop Bali. Ada maksud lain pula: menutupi kekurangan alat musik yang dimiliki. T: Tidak ada maksud memberi warna lokal pada musiknya? J: Memang begitu. Selain dengan suling lagu Kusir Dokar didahului oleh lagu Jaran yang diambil dari Drama Gong. T: Volume I anda tidak selincah pop Jawa kata orang. Anda sendiri puas? J: Saya sendiri tidak puas. Itu rekamannya jelek. Alat di studionya tidak lengkap, instrumen yang saya pakai juga pantasnya masuk museum. Volume II akan direkam di Surabaya dan kalau masih jelek akan langsung ke Jakarta. T: Berapa banyak volume I dicetak? J: Wah, persisnya saya tidak tahu. Tapi ada 3 kali pergantian sampul, itu sudah menandakan lebih dari 5 ribu. (Sampul pertama bergambar Pan Bleseng, itu kusir dokar yang main dalam film Balas Dendam. Sampul dua Cakra sendiri dengan dokar, sampul ketiga darurat. Bali Stereo sendiri menerangkan, setiap sampul dicetak 2000 buah ) . T: Di Singaraja ada Gde Dharma dengan grupnya, juga menyanyikan lagu pop Bali . Merasa tersaing tidak ? J: Tidak apa kan? Memang sejak zaman kerajaan,Denpasar bersaing dengan Singaraja. Warna musik Gde Dharma lain ia menyukai lagu perjuangan. Lagu-lagu saya kocak. Mari kita beramai-ramai bikin pop Bali. T: Masih jadi tukang cukur? J: Wah sibuk latihan. Volume I dibayar Rp 100 ribu dan diberi persen karena kasetnya laris. Itu cukup untuk hidup 3 bulan. Kalau volume II (direkam akhir Juli) dibayar sama, saya sudah punya simpanan untuk hidup setengah tahun. Apalagi sekarang sering pula diundang manggung untuk penggalian dana di desa-desa. Yah. praktek cukur ditutup dulu saja,ya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus