Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Obama, Powell, dan Malcolm X

Inilah memoar Barrack Obama. Dimulai dari pengalaman masa kecilnya di Jakarta sampai konstelasi terbaru Partai Demokrat dan Partai Republik di Amerika.

21 Mei 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Barack Obama: Menerjang Harapan; Dari Jakarta Menuju Gedung Putih Penulis: Barack Obama Penerbit: UFUK Cetakan: I, April 2007/526 halaman

Sosoknya mungkin membuat orang terkenang kepada bekas Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powell atau orator ulung Malcolm X. Tapi, khusus di bidang politik, kecemerlangannya diramalkan melampaui dua tokoh kulit hitam tersebut.

Barack Obama adalah salah satu calon kuat wakil Partai Demokrat dalam pemilihan Presiden Amerika pada 2008. Pesaing kuatnya dalam Konvensi Partai Demokrat nanti adalah Hillary Clinton, istri mantan presiden Bill Clinton. Jika lolos, Obama akan menjadi tokoh kulit hitam pertama yang memimpin Amerika sekaligus menorehkan sejarah baru prestasi keturunan Afro-Amerika di latar elite politik Amerika.

Kemampuannya memberikan perlawanan sengit kepada Hillary adalah sebuah fakta di luar prediksi. Dia berhasil memikat banyak calon pemilih—yang barangkali juga sudah bosan kepada ”keluarga Clinton” dan ingin ada darah segar dari kubu Demokrat.

Salah satu kekuatan utama Obama adalah visi dan karakter kepemimpinannya, yang amat ditunjang oleh kapabilitas intelektual. Ia naik ke panggung politik tidak dengan bermodalkan tampang keren, nama besar keluarga, atau populisme semu—sebagaimana beberapa Presiden Amerika periode terakhir. Obama memiliki wawasan luas serta cara pandang yang tidak parsial. Kematangannya dalam menyikapi sebuah isu disebut-sebut jauh melampaui usianya.

Buku ini merupakan salah satu buah intelektual Obama dengan judul asli The Audacity of Hope. Dalam buku ini, dia menuliskan refleksi sejumlah pengalaman hidupnya yang dia jadikan pintu masuk untuk membincangkan berbagai problem aktual dan krusial, baik yang berskala nasional maupun global, dari aspek ekonomi, politik, sosial-budaya, hingga agama.

Ada yang menarik di awal bab. Di bagian itu, kita disuguhi kenangan Obama akan masa kecilnya di Jakarta. Sejak berumur enam hingga sepuluh tahun, Obama tinggal di daerah Menteng, Jakarta, bersama ibunya, yang menikah lagi dengan seorang pemuda Indonesia. Bermula dari refleksinya atas Jakarta, Obama berbicara panjang-lebar tentang problematika dunia ”kedua dan ketiga”. ”Dunia di luar tapal batas kita,” demikian dia menyebutnya.

Mengenai Amerika, Obama menulis banyak tentang ”nilai-nilai” konstitusi hingga ulasan apik soal konstelasi politik yang dilakoni republikan dan orang-orang Demokrat. Dia juga masuk ke relung persoalan lama sebetulnya, tapi amat privat dan sensitif, dalam politik Amerika: ras dan keyakinan.

Secara kategoris, sebenarnya relatif mudah untuk menyimpulkan bahwa jalur politik moderatisme, yang menjadi khitah politik Partai Demokrat, adalah karakter kuat yang melekat pada Obama. Pada satu sisi, aroma ”liberal” tercium dalam pandangan-pandangannya. Misalnya dalam sikap Obama terhadap isu aborsi. Di sisi lain, ada beberapa hal yang dapat dikategorikan ”konservatif”.

Terkadang seorang pemimpin dihadapkan pada keharusan menentukan satu di antara dua pilihan di atas tanpa alternatif jalur ketiga atau moderat. Inilah tantangan yang akan dihadapi Obama sekaligus Partai Demokrat jika dia kelak berhasil melampaui prestasi Malcolm dan Powell: menjadi presiden Amerika pertama yang berkulit hitam.

Muhammad Ja’far, Peneliti Lembaga Studi Agama dan Filsafat, Jakarta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus