Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Psikopat Pemburu Berita

Film tentang lelaki psikopat yang mencari nafkah sebagai juru kamera pemburu berita kriminal.

8 Desember 2014 | 00.00 WIB

Psikopat Pemburu Berita
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Nightcrawler
Sutradara: Dan Gilroy
Penulis skenario: Dan Gilroy
Pemain: Jake Gyllenhaal, Rene Russo, Bill Paxton, Riz Ahmed
Produksi: Open Road Films
Durasi: 117 menit

If it bleeds… it leads....

Semakin berdarah-darah berita kriminal yang ditayangkan, semakin tinggi pula rating stasiun televisinya. Prinsip ini dipegang betul oleh Louis Bloom (Jake Gyllenhaal). Dia tahu betul, di dunia televisi, rating laksana dewa. Maka lelaki penganggur yang banting setir menjadi jurnalis lepas khusus tayangan kriminal itu berusaha mengerahkan segala kemampuan untuk merekam kejadian kriminal di berbagai penjuru Los Angeles, Amerika Serikat, seeksklusif mungkin.

Nightcrawler, begitu istilah yang digunakan untuk menyebut profesi Bloom. Bermodalkan kamera sederhana, setiap malam dia memburu berita untuk dijual ke stasiun televisi dengan harapan bisa menjadi headline untuk berita pagi. Ia berpindah-pindah dari satu tragedi ke tragedi lain. Kebakaran, perampokan, hingga pembunuhan sadistis. Semakin "sadistis" berita yang didapat, semakin tinggi pula bayarannya.

Bloom, yang sebelumnya hidup sebagai pencuri—termasuk mencuri pagar kawat dan besi untuk dijual kepada pedagang rongsokan—yakin profesi ini bisa membuatnya kaya raya. Rekaman video pertamanya tentang kecelakaan maut dibeli dengan harga lumayan oleh sebuah stasiun televisi lokal. Bloom penuh percaya diri merekrut seorang pemuda tunawisma bernama Rick (Riz Ahmed) untuk menjadi asistennya.

Inilah salah satu fenomena dalam industri televisi yang secara cerdik diungkapkan Dan Gilroy lewat filmnya, Night­crawler. Di era ketika jurnalisme warga berkembang pesat, siapa pun bisa menjadi pemasok berita. Gilroy, yang baru kali ini duduk di kursi sutradara, dengan apik meramu cerita tentang lika-liku para pemburu berita itu. Ia sukses memperlihatkan sisi tergelap dari dunia jurnalistik media televisi.

Plot cerita yang semula terlihat biasa saja berubah menjadi jalinan cerita yang menegangkan. Sepanjang film, Gilroy tak henti mengajak penonton berteka-teki, menebak-nebak, kira-kira apa yang bakal dilakukan Bloom selanjutnya. Dengan gerakan kamera yang semakin lama semakin liar, penonton bisa merasakan serunya petualangan bersama Bloom di jalanan Los Angeles di waktu malam, merekam kejahatan demi kejahatan.

Karakter yang kuat memang menjadi andalan film ini. Karakter Louis Bloom mengerikan. Sebagai jurnalis, dia pantang menyerah. Tapi perlahan-lahan penonton tahu bahwa lelaki dengan tulang pipi menonjol dan lingkaran hitam di bawah matanya itu tak lebih dari seorang psikopat. Dengan santai dan tanpa belas kasihan, ia merekam korban yang sekarat dengan tubuh berlumuran darah. Demi meraih sukses, ia mengabaikan etika jurnalistik. Bloom hanya menyadari satu hal, bahwa gambar vulgar bermandikan darah dengan adegan kriminal mengerikan sangat diminati stasiun televisi untuk menaikkan rating.

Jake Gyllenhaal, yang berperan sebagai Bloom, berhasil tampil meyakinkan. Dengan totalitas aktingnya, pemeran pembantu terbaik dalam British Academy of Film and Television Arts 2006 lewat aktingnya dalam film Brokeback Mountain (2005) itu berhasil menerjemahkan emosi yang disimpan Bloom di balik tubuh ringkihnya. Lihat saja bagaimana dia menyeringai dengan tatapan mata dingin tanpa berkedip. Bukan cuma Gyllenhaal yang tampil cemerlang. Aktor Inggris, Riz Ahmed, pun berhasil mencuri perhatian lewat aktingnya sebagai pemuda polos yang kerap kerepotan menghadapi tingkah polah sang bos.

Dan Gilroy tampaknya membuktikan diri mampu menjadi sutradara dengan kemampuan yang diharapkan penonton. Tak hanya dibanjiri pujian kritikus film, Nightcrawler berhasil menjadi film terlaris di Amerika Serikat dengan pendapatan US$ 10,9 juta atau sekitar Rp 132 miliar dari penjualan tiket. Sayang, di Indonesia, film ini, menurut saya, tenggelam oleh hiruk-pikuk film blockbuster, seperti Big Hero 6, The Hunger Games: Mockingjay Part 1, dan Interstellar, yang masih menguasai layar bioskop.

Nunuy Nurhayati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus