Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Puisi Deni Puja Pranata dan Faidi Rizal Alief

Deni Puja Pranata dan Faidi Rizal Alief adalah penulis kelahiran Sumenep, Madura. Puisi keduanya disiarkan di berbagai media.

30 April 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Imam Yunni

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Deni Puja Pranata

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MASALEMBU

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

/a/
Kau panggil aku setelah 31 tahun bumi mengenal
Disebuah dermaga, saat kapal membawaku kearah dimana laut gelap
Angin Timur, Ombak laut Jawa, Masalembu aku datang membawa pesan

/na/
Gugusan patah, Kalimantan di matamu, di telunjuknya ada peta Sulawesi yang menanamkan bahasa Ibu. Tapi kau tetap Sumenep, Madura. Sudah aku telan 128 Mil dengan bir, Aku datang.

/ca/
Nyanyikan aku Kakatua jambul kuning Abbotti, pohon kelapa yang kering, hiduplah.
Masakambing, perahu akan kembali bersama kapal-kapal besar, untuk mencatat, jika Tuhan mencipta Masalima sebagai garis pantai. Jangan menangis, gelap hanya titipan sejarah pada anak-anakmu.

/ra/
Masalima, Sukajeruk, Karamian, Masakambing, di tanahmu, puisi menyeberang laut.

Masalembu-Kalianget 2019

Faidi Rizal Alief

RADEN AYU KOROS BEING SEING

 

sebagai istri dari lelaki ahli tirakat

engkau mengumpulkan biji jagung

sebagai tasbih untuk menghitung zikir

dan penyesalan

 

butir per butir engkau petik

berulang kali

berputarlah kesunyian dalam dada engkau

dan dosa-dosa dalam tetes air mata

engkau yang tak jadi jatuh ke tanah

 

di malam ke-40 jari-jari engkau yang

dilepaskan biji jagung

menggaruk-garuk tanah hingga keluar

mata air, sumber dari kesadaran,

muasal dari sejarah

 

yang hingga kini jadi tempatku

mandi dan bersuci dari

segala hadas yang bisa membatalkan

ibadah puisiku

 

Gapura, 2023

Deni Puja Pranata, lahir di Sumenep, Madura. Puisinya beberapa kali dianugerahi gelar juara pertama dalam lomba cipta puisi (Universitas Trunojoyo Madura) dan peraih Anugerah Sastra Litera 2019 (kategori puisi terbaik).

Faidi Rizal Alief belajar menulis puisi dan cerpen sejak nyantri di Lesehan Sastra dan Budaya Kutub Yogyakarta. Buku puisinya, Pengantar Kebahagiaan (2017), salah satu pemenang di Banjar Baru’s Rainy Day Literary Festival 2018 kategori Promising Writer.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus