Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Puisi Mustofa W. Hasyim dan Agung Wicaksana

Mustofa W. Hasyim adalah Ketua Studio Pertunjukan Sastra (SPS) Yogyakarta dan Agung Wicaksana adalah mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Gadjah Mada.

 

8 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mustofa W. Hasyim

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

YANG DATANG DI BUKIT

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Yang datang di bukit. Maghrib siapa?. Menyeret bayang-bayang. Siang. Betapa ranjau. Menjadi jejak. Janji. Wajah yang dibasuh embun. Mencari uap sunyi untuk dilagukan. Rindu pada Subuh meniti mimpi. Butir-butir doa berjatuhan di lantai malam.

Sebutlah namamu, siapa saja. Katakan apa maksudmu datang ke bukit sunyi ini? Mencari diriku atau mencari dirimu sendiri dengan menatap bayang-bayang tersisa? Mengapa hidup harus mencari bukan dicari? Apakah kau sudah siap dengan pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban?

Bukit ini tidak pernah pergi dan mengembara. Yang bergerak mendekat dan menjauh hanya kenangan. Riwayat batu yang dulu terendam lautan purba, dengan kerang mungil yang berubah kapur, musim gempa dan bunga karang mengering membentuk lukisan rumit seperti awan bergolak oleh badai.

Datanglah untuk yang pertama kali berziarah ke sini, kau akan menemukan kemurnian waktu. Atau datanglah untuk yang terakhir kali ketika pepohonan dan rumput menunggu musim untuk dibangkitkan setelah api menyiksa dan menghabiskan bekas tangan dan kaki manusia di sekujur tubuh bukit ini.

Atau kau datang tanpa waktu dan tanpa tanggal, tentu tanpa catatan luka dan harapan? Sanggupkah kau memikul beban semesta seberat ini? Jangan berlagak jadi malaikat kalau engkau manusia biasa. Engkau memerlukan nafas dan cahaya mata untuk sekadar melangkah, memeriksa kemungkinan-kemungkinan.

Bukit ini, kemungkinan-kemungkinan, menunggu dengan setia.

2020

 


Agung Wicaksana

Di Kedai Kok Tong

Sebelum cerita-cerita itu mengendap

dan tak kau temui siapa yang memulainya

Telah aku katakan padamu

Mereka merupakan kita yang masuk untuk

membanting piring dan menetak cangkir

mendebam meja ini dengan pitam menanjak

Mereka anggap kita memeras latak

lalu membalurkannya pada sigaret dalam stoples kaca

sebagai hangus pohon-pohon mereka

 

Adapun mereka yang lain, yang bukan merupakan kita,

menimbun pundi ke arah sungai

lantas memblokade jalan pulang

biar dingin perut-perut, agar tambun semata kembung

Tersiar ke segala penjuru,

kemakmuran menaungi seisi kampung

 

Ajaklah ke kedai ini

Julurkan karpet lembut yang kau rajut

dari kulit seekor lembu. Walau ketakutanmu seperti gembala

hendak diseruduk domba-dombanya

 

Sebelum musim-musim menjadi uap yang dibumbungkan

lubang-lubang penyaring

Sajikan setangkup roti tawar

dengan madu lebah liar yang masih kau tangkar

Seumpama terbentang tali tambang

sejatinya kau tidak memperebutkan ujung atau pangkal

 

Setelahnya akan kau temukan mereka yang merupakan kita

: Penanam kopi menyirami kebunnya

bukan dengan air mata. Pemanggul benih

menyeruput hangat secangkir kopi tanpa

merundukkan punggung seraya telapak tangannya menengadah

 

Di Siantar yang tak pernah purna

kau menemuiku bagai janur menggulung

Mereka papah diriku, memendam senyumku

sebagai lekuk yang melekat pada sisi cangkir

Ragaku menyerbuk robusta

Seduhlah demi luruh segala luka

yang berkunjung ke kedai kita, padamu telah kupercaya

2020


Mustofa W. Hasyim, kelahiran Yogyakarta, 17 November 1954, adalah Ketua Studio Pertunjukan Sastra (SPS) Yogyakarta. Buku puisinya, antara lain, Pidato yang Masuk Surga.

Agung Wicaksana lahir di Surabaya, Jawa Timur, 15 September 2000. Buku puisi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ini bertajuk Fanatorium.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus