Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Robin hood pelesetan

Sutradara: mel brooks skenario: mel brooks, evan chandler, david shapiro pemain: cari elwes, richar lewis, roger rees, mel brooks produksi: columbia tristar film resensi oleh: leila s chudori

22 Januari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAYANGKAN jika film Robin Hood, Godfather, Scent of a Woman, Home Alone, dan Malcolm X diaduk menjadi satu. Dan itulah yang dilakukan oleh Sutradara Mel Brooks dalam Robin Hood, Men in Tights. Hasilnya, sebuah pelesetan dari legenda Robin Hood, cerita rakyat Inggris. yang sudah berusia delapan abad, yang populer di seluruh dunia. Mel Brooks memang seorang empu pelesetan atau master parodi. Karya-karyanya, antara lain The Blazing Saddles, Young Frankeinstein, To Be or Not to Be, dan History of the World, Part I, adalah film-film komedi yang kritis, tajam, tapi tidak pahit karena bumbu humornya yang kena. Dalam Robin Hood, Brooks mengolok-olok Hollywood, apalagi bila dikaitkan dengan Robin Hood, Prince of Thieves, karya Sutradara Kevin Reynolds, yang meromantisasi perampok budiman itu lewat Aktor Kevin Costner tiga tahun silam. Reynolds mengubah tokoh cerita rakyat Inggris itu menjadi tokoh Hollywood, dengan kostum ciptaan sendiri, bahkan aksen bahasanya pun Inggris-Amerika. Brooks "mengembalikan" Robin Hood (Cary Elwes) ke Inggris (bercelana ketat, bertubuh langsing, berkumis tipis, dan beraksen Inggris). Tapi kisahnya dipelesetkan di sana-sini. Coba lihat, tiba-tiba saja ada tokoh bernama Don Giovanni, pembunuh bayaran, yang segera saja mengingatkan kita pada Don Corleone, bos mafia dalam Godfather-nya Coppola. Giovanni disewa oleh Pangeran John yang senewen oleh gangguan Robin Hood. Dan Giovanni menyanggupi permintaan itu dengan suara serak (seperti suara Marlon Brando, pemeran Don Corleone) seraya mengelus-elus aligator kesayangannya. Mendengar berita ini, Robin Hood mengerahkan orang-orang desa yang tinggal di Hutan Sherwood. Ia berpidato membakar semangat mereka dengan gaya orasi Winston Churcill, yang menyebabkan warga desa tertidur. Ketika Ahchoo, sobatnya yang berkulit hitam, mengambil alih dan berpidato dengan gaya Malcolm X, tokoh kulit hitam Amerika yang menjadi salah satu penggerak Black Moslem, barulah warga desa terbakar emosinya, lalu beramai-ramai berlatih memanah. Akhirnya, Robin Hood diselamatkan temannya yang buta, Blinkin (Mark Blankfield), yang bergaya seperti Al Pacino ketika memerankan tokoh buta dalam Scent of a Woman. Dan tentu saja film ini tidak diakhiri lagu merdu merayu Everything I Do, I Do It for You nyanyian Bryan Adams seperti dalam Robin Hood-nya Reynolds, setelah Robin berhasil menyunting si jelita Maid Marian, melainkan sebuah rap berjudul Men in Tights yang dinyanyikan enam orang rapper bercelana ketat dan berjingkrak di tengah hutan. Ini memang bukan parodi pertama tentang Hollywood. Sutradara Robert Altman pernah melakukannya dalam The Player dengan nuansa dan gaya yang lebih serius. Tapi mungkin Brooks, dengan Robin Hood-nya, lebih mengundang tawa. Robin Hood, Mean In Tights LSC

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus