Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
THE DOUBLE
Genre: drama thriller
Sutradara: Michael Brandt
Penulis Skenario: Michael Brandt dan Derek Haas
Pemain: Richard Gere, Topher Grace, Tamer Hassan, Stana Katic, Stephen Moyer, Martin Sheen, dan Odette Yustman
APA yang membuat sebuah film spionase asyik ditonton? AdeÂgan menegangkan, teknik penyamaran identitas yang canggih, dan ini yang utama: menjaga misteri sampai titik penghabisan film.
Bagaimana bila sebuah film thriller belum-belum sudah membeberkan penjahat di tengah cerita?
Menyutradarai sendiri, Michael Brandt—yang sebelumnya lebih dikenal sebagai penulis naskah sejumlah film laris, seperti 2 Fast 2 Furious (2003)—mencoba-coba "melangkahi" resep kudus itu.
Seperti dalam kebanyakan film spionase ala Hollywood, Brandt memilih persaingan antarnegara adidaya di masa Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Seorang senator Amerika Serikat, Dennis Darden (Ed Kelly), tewas terbunuh.
Meskipun pembunuhan itu terekam kamera pengawas milik Biro Investigasi Federal (FBI), identitas si pembunuh sama sekali gelap. Namun, dari pola luka berupa potongan melintang di bagian tengah leher korban, Direktur Dinas Intelijen (CIA) Tom Highland (Martin Sheen) membuat satu kesimpulan. Pembunuhan itu dilakukan oleh pembunuh bayaran dari Rusia, Cassius Seven.
Kesimpulan ini dibantah mentah-mentah oleh Paul Shepherdson (Richard Gere), pensiunan agen CIA yang menghabiskan hidupnya memburu Cassius. Shepherdson, yang hidup sendirian di masa tuanya, menduga pembunuhan tersebut dilakukan oleh seseorang yang ingin meniru pola pembunuhan yang dilakukan Cassius dulu. "Itu bukan Cassius. Dia sudah mati 20 tahun lalu. Aku yang menembaknya sendiri," kata Shepherdson. Highland hanya berkomentar pendek," Kalau begitu, buktikanlah."
Shepherdson akhirnya bersedia mengikuti permintaan Highland. Dia ditemani Ben Geary (Topher Grace), agen baru FBI, yang pernah membuat tesis tentang Cassius. Berbeda dengan Shepherdson, Geary beranggapan Cassius sesungguhnya masih hidup. Perbedaan pendapat ini membuat hubungan keduanya sedikit kaku. Shepherdson, yang kenyang dengan asam garam di lapangan, menganggap remeh analisis Geary, yang menurut dia hanya "pustakawan" lantaran cuma mengandalkan riset.
Awalnya, film ini mampu memaksa kita bertanya-tanya siapa sesungguhnya pelaku pembunuhan itu. Penonton terbawa teka-teki. Tapi, yang menjadi persoalan, rupanya Brandt tak mau berlama-lama membuat penonton penasaran. Di pertengahan cerita, dengan gamblang dia membeberkan rahasia Cassius.
Skenario Brandt, rupanya, ingin menyajikan suatu rangkaian misteri, dari misteri bajingan satu ke misteri bajiÂngan lain. Selanjutnya, ia menghadirkan tokoh jahat lain bernama Bozlovski (Tamer Hassan). Sosoknya diselubungi teka-teki. Penonton cukup bertanya-tanya: siapa Bozlovski? Masih lumayan tegang, memang, tapi sayang efeknya tak sekental sebelumnya.
Di sini Brandt salah perhitungan. Mengurai misteri Cassius terlalu awal ternyata membuat gereget misteri lain terasa kurang. Bangunan cerita yang telah terbangun kuat sedari awal runtuh seketika.
"Eksperimen" Brandt melawan resep dramaturgi klasik film spionase, walhasil, masih kedodoran. Apalagi karakter-karakter pendukung lain seperti hanya sekadar pelengkap cerita, tanpa pendalaman yang berarti. Mereka hanya hadir dalam satu adegan untuk kemudian menghilang begitu saja. Hanya Richard Gere, sebagai aktor utama, yang tetap menawan. Kesimpulannya: hati-hati "melawan" resep film spionase lawas.
Nunuy Nurhayati
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo