Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Tonil

Kampanye pemilihan umum 1992 berakhir pekan ini. ada yang sedikit kecewa. tak sedikit pula yang bernapas lega -- semacet-macetnya jalan raya, tak akan lagi semacet seperti pada saat pendukung organisasi peserta pemilu turun kejalan. semua yang berlalu mirip sebuah sirkus warna hijau, kuning, merah, dan bahkan putih, yang untuk sementara menenggelamkan kelabunya hidup.

6 Juni 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"MEMILIH atau tidak memilih?" ujar Hamlet. Disadari atau tidak, saat ini bangsa Indonesia menghadapi dilema yang sama dengan pangeran dalam lakon Shakespeare tersebut. Bedanya, Hamlet cuma punya satu pilihan. Kita lebih rumit: kalau memilih, siapa yang dipilih? Menyamakan mimbar politik dengan panggung tonil sudah klise, memang. Namun, kampanye Pemilu 1992, yang berakhir pekan ini, memang klise. Dari lima tahun ke lima tahun, skenario yang dimainkan ituitu juga. "Jagoannya" tetap sama, cuma tambah gemuk karena makmur. "Lawannya" juga sama dan tetap kerempeng. Tetap mampus, seperti Hamlet, pada akhir cerita. Kalau dalam putaran kali ini ia sedikit lebih "ganteng dan rapi", harap maklum, topeng termasuk ekspor nonmigas Indonesia yang paling besar setelah jam karet. Maka, membandingkan kampanye 1992 dengan teater Shakespeare mungkin terlalu tinggi. Ia lebih pas disebut lenong: ada jawaranya, ada artisnya, dan ada badutbadut yang suaranya keras. Yang terakhir ini kunci bagi suksesnya sebuah kampanye. "Demokrasi!" katanya, dan ha, ha, ha, kita tertawa senang. Senang bahwa demokrasi kita lain dengan demokrasi macam Filipina atau Amerika yang amburadul. Senang karena dapat kaos gratis dan bisa melanggar lampu merah. Senang karena perut yang kosong untuk sementara waktu tak lagi terasa. Melupakan masalah. Itulah hakikat hiburan demokrasi atau bukan demokrasi. Esai Foto: Donny Metri, R. Fadjri, Robin Ong, dan Rully Kesuma Teks: Yudhi Soerjoatmodjo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus