Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyambut niat pemerintah mengalihkan penggunaan air tanah ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di kawasan Sudirman-Thamrin.
Selama ini malah retribusi air tanah lebih mahal daripada air PDAM. "Tetapi dikhawatirkan debit air PDAM yang tidak mencukupi," kata Hariyadi saat dihubungi Tempo, Jumat, 16 Maret 2018.
Baca : Sandiaga Uno: DKI Akan Bikin Perda Setop Eksploitasi Air Tanah
Menurut Hariyadi, dirinya tidak terlalu mengetahui mengenai kondisi di lapangan mengenai temuan Pemprov DKI memgenai gedung yang melakukan pencurian air tanah. Hal itu berbahaya dan beresiko juga buat gedung yang melakukan. "Akhirnha ketahuan juga kan," ujar Hariyadi lagi.
Pemprov DKI, kata dia, sudah lama ingin seluruh gedung menggunakan air PDAM. Kalau di kawasan Sudirman-Thamrin sebenar sudah lebih rapi untuk air bersih dan pembuangan limbah. "Kalau hotel sebagian sudah beralih ke PDAM untuk limbah sudah dibuang ke PT PAL," ungkapnya.
Menurut Hadiyadi, kualitas terbaik dari sistem daur ulang yakni layak minum. Tidak banyak hotel melakukan itu, sebagian hanya untuk kebutuhan air mandi. "Paling banyak untuk kebutuhan menyiram tanaman," ucap dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PD Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya Erlan Hidayat mengklaim PAM Jaya siap menyuplai air untuk gedung-gedung tinggi di kawasan Sudirman-Thamrin demi mengalihkan eksploitasi air tanah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini