Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

3 Oktober 1998 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wabah kontrol devisa agaknya bakal mampir juga ke Indonesia. Setelah sekian lama terus membantah, akhirnya pemerintah mengaku akan memberlakukan seperangkat aturan untuk mengawasi lalu lintas modal. Bagaimana sistemnya? "Masih dipikirkan," kata Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri, Ginandjar Kartasasmita. Ide kontrol devisa makin populer sejak ekonom terkenal Amerika Serikat, Paul Krugman, menyerukan agar negara-negara Asia meninggalkan jurus lama dalam mengatasi krisis moneter. Sebagai ganti, Krugman menawarkan tiga resep baru, yaitu mengontrol lalu lintas modal, menurunkan suku bunga, dan meningkatkan belanja negara. Semula, ide itu dinilai agak "subversif" oleh sebagian kalangan, lantaran bertentangan dengan ramuan IMF yang mengutamakan strategi penghematan sebagai satu-satunya cara mengatasi krisis. Belakangan, ketika wabah krisis ekonomi mengglobal--menjalar ke Rusia, mengancam Eropa Timur, dan bahkan Amerika Latin--banyak orang mulai berubah pikiran. Amerika Serikat mulai ngeri bahwa virus yang sama akhirnya bakal menghantam mereka juga. Pekan ini, tujuh negara industri dan 15 negara berkembang akan bersidang untuk merumuskan strategi agar pergerakan modal antarnegara tidak menimbulkan kejutan yang berlebihan. Bagi Indonesia, persoalannya lebih sederhana. Kontrol devisa membutuhkan pemerintahan yang diakui dan terpercaya. Apa benar Presiden Habibie akan berani menempuhnya? Banting Setir PT DSTP Impian Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) untuk bisa membuat jet N-2130 makin jauh saja. PT Dua Satu Tiga Puluh (DSTP), perusahaan yang semula didirikan untuk mendanai proyek "jet nasional" itu, Senin, 5 Oktober, memutuskan menghentikan dukungan dana. Ini pukulan telak kedua bagi IPTN setelah, atas desakan IMF, pemerintah mencabut beking keuangan akhir tahun lalu. Sebenarnya, Ilham Habibie, Ketua Tim Perancang N-2130, sudah mencoba alternatif pendanaan yang lain. Sejumlah industri pesawat terbang di dunia dikabarkan telah dirayu IPTN agar bersedia bergabung. Terakhir, pekan lalu, Ilham melobi BUMN Industri Pesawat Taiwan. Tapi hasilnya belum diketahui. Untuk sementara, DSTP sendiri akan banting setir. Mereka akan memutar dana Rp 1,2 triliun yang sudah terkumpul untuk bisnis lain. "Bisa bisnis sembako, kelapa sawit, atau pabrik semen," kata Saadillah Mursyid, Direktur Utama DSTP. Lalu, mau ke mana lagi N-2130 akan berpaling?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus