Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

"Burung Kecil" Yang Tersiksa

Penguasa Cina membungkam kaum wartawan yang membangkang. Liu Qing, bekas pemimpin redaksi koran bawah tanah berhasil menyelundupkan catatannya mengenai penderitaannya di tahanan.

17 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA dikembalikan ke sel yang sempit, tubuh saya sudah penuh luka memar. Saya kemudian dipaksa mengenakan masker gas yang membuat paru-paru sesak bernapas. Namun keadaan Zhang Wenhe, salah seorang pendiri Liga Hak Asasi RRC, lebih buruk lagi. Sudah beberapa bulan kakinya dirantai. Karena rantai besi itu, sulit baginya mencapai piring nasi dan pergi ke toilet. Tubuhnya robek-robek -- penuh luka siksaan. Cerita suram itu ditulis Liu Qing dari kuil Lianhua, sebuah kamp kerjaburuh di Provinsi Shaanxi, RRC. Liu, bekas Wakil Pemimpin Redaksi koran bawah tanah Forum 15 April, menyelundupkan catatannya lewat seorang kurir. September lalu, kisah tersebut muncul secara luas di berbagai pers Amerika. Liu disergap sejumlah pisi Biro Keamanan Rakyat (BKR) pada 11 November 1979 di Jalan Xidan, Beijing, ketika lonjual seribu eksemplar naskah pembelaan Wei Jing Jingsheng di pengadilan. Wei, bekas pemimpin redaksi majalah bawah tanah Tansuo (Eksplorasi), yang didakwa membocorkan rahasia militer kepada negara asing, dijatuhi hukuman penjara 15 tahun. Dia juga kehilangan hak berpolitik selama tiga tahun. Tanpa Surat Di kantor BKR, Liu kemudian diinterogasi dan diancam tidak akan dibebaskan jika dia menolak menjawab pertanyaan. Dia dipaksa agar mengaku telah "mengganggu ketertiban umum". Tapi Liu rupanya dianggap keras kepala. Selama enam bulan dia dipenjarakan tanpa surat penahanan. Selama itu pula dia disiksa dan diperlakukan tak layak. Sementara hang Wenhe, Chen Lu, Fu Yuehua, Wei Jingsheng dan Ren Wanding (Ketua Liga Asasi RRC), yang ditangkap dan dipenjarakan sejak April 1979 mendapat perlakuan lebih buruk dibanding Liu. Masih tanpa diadili, 21 luli tahun lalu, Liu dipindahkan ke kamp kerja di Kuil Lianhua, dan direncanakan tinggal di situ sampai November 1981. Dengan berbagai cara, dia menyelundupkan catatannya ke Wakil PM Deng Xiaoping, berbagai media massa dan sejumlah pimpinan RRC. Tapi tak satu pun pers di sana berani menerbitkan catatan suramnya, yang melulu berisi penderitaan. Dalam suatu naskah lain (200 halaman), dia juga menantang para pejabat di Beijing agar mau mengadilinya secara terbuka. "Saya (ibarat) burung kecil yang jatuh ke sangkar anda, dan tak pernah punya pilihan," tulis Liu. Terhadap pembangkang semacam Liu, Beijing tak pernah memberi peluang. Pers pemerintah mengganyang mereka. Dan mereka malah dituduh menyebarkan semangat ultraindividualisme, pessimisme dan nihilisme. Atau mereka dianggap "melancarkan oposisi terhadap kepemimpinan partai," seperti dikatakan Deng. Dan di musim semi tiga tahun lalu, Bai Hua, pengarang terkenal, diganyang koran Tentara Pembebasan. Koran itu menuduh Kepahitan Cinta, karya Bai Hua, menyebarkan "kebencian terhadap partai dan tanah air". Tahun itu, sepuluh pengarang dijadikan sasaran kampanye "kritik dan mawas diri" yang dilancarkan Deng. Pembersihan juga dilakukan terhadap Gerakan Demokrasi yang banyak menempel poster di Dinding Demokrasi. (Di tempat ini, Deng pernah dikecam Wei Jingsheng). Desember 1979 itu, penguasa RRC mencabut SIT (Surat Izin Tempel) Dinding Demokrasi di Jalan Xidan, Beijing. Sejumlah 50 penerbitan bawah tanah dibreidel pula. Tapi koran bawah tanah Tanggung Jawab masih sempat beredar secara tak tetap. Kendati demikian, 50 aktivis Gerakan Demokrasi 1978-1979 akhirnya berhasil ditangkap -- sebagian diadili dan sebagian lagi dibuang ke kamp kerja. Sejumlah koresponden asing, yang memelihara kontak dengan para pembangkang, mendapat peringatan keras akhir-akhir ini dari penguasa Beijing. Michael Weisskopf dari The Washington Post (AS), misalnya, dipanggil seorang pejabat Departemen Luar Negeri. Tulisannya mengenai pembangkang Liu Qing dianggap bohong. "Jika hal ini masih terjadi di masa depan, anda akan memikul sendiri seluruh tanggungjawab kejadian tersebut, " katanya. Sebelumnya, Wakil Menlu Zhang Xidong juga sudah memperingatkan. "Saya harap kalian tidak terlibat dengan gerakan ilegal di RRC," katanya. "Penerbitan bawah tanah adalah aktivitas ilegal." Dan sejak itu, sejumlah koresponden asing berada di bawah pengawasan aparat keamanan RRC. Suasana di Beijing kini dianggap lebih buruk dibanding Moskow. "Kini bukan saatnya bagi kita saling bertemu," kata dua orang Cina (pembangkang) kepada seorang warta wan asing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus