Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ada Drakula ?

Harian Liberti dan Sinar Pagi Minggu digugat oleh keluarga Bu Atiyah yang diberitakan bangkit dari kematianya & berubah menjadi drakula, pemuatan berita tersebut berdasarkan berita desas-desus tanpa dicek.(md)

17 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENDADAK orang berduyun-duyun pergi ke Kota Bangkalan, Madura. Mereka terpengaruh oleh Sinar Pagi Minggu (Jakarta) edisi pekan ke-3 September, yang memberitakan bahwa drakula wanita muncul di Desa Dumayah, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan. Bersama tulisan tersebut terpampang pula ilustrasi wajah orang bertaring. Tapi apakah itu wajah drakula Desa Dumayah? Belum tentu. Bu Atiyah, 80 tahun, menurut koran itu, tiba-tiba bangkit dari kematiannya (8 Agustus) ketika dimandikan. Dia konon berdiri, dengan muka seram dan tangan terentang ke depan bagai siap mencengkeram, beringas memandang orang sekitar. Kemudian dia menghambur ke kamar mandi dan mengunci dirinya dari dalam. Dari tempat itu, hadirin yang masih bengong, mendengar suara rintihan. Di kamar itulah, kata koran tadi, taring sang drakula muncul. Berita itu langsung disambar Liberty (Surabaya) tanpa melakukan pengecekan ulang. Edisi 26 September majalah itu mengutip seutuhnya (juga foto) pemberitaan SPM. Tak lama kemudian, masyarakat Surabaya dan Bangkalan gempar. Orang berebut mencari berita sensasional itu. Di terminal bis Joyoboyo, Surabaya, fotokopi berita tadi dijual dengan harga Rp 500. Dan laris. Peredaran SPM di Surabaya, yang semula 15 ribu melonjak jadi 35 ribu untuk edisi itu. Pada edisi berikutnya, koran ini masih melanjutkan berita tadi -- malah dikesankan bahwa para pamong desa takut mengantar sang wartawan ke rumah sang drakula. Ternyata semua itu tidak benar. Keluarga Bu Atiyah sangat terpukul karena pemberitaan tadi. Pekan lalu, mereka menghubungi pengacara Faruk Aladetta SH, menyiapkan tuntutan Rp 500 juta atas Liberty dan SPM. Dua media cetak itu dianggap "telah mencemarkan nama baik keluarga dan desa," kata Amran, Kepala Desa Dumayah. Ketika Ibrahim Husni dari TEMPO berkunjung, Bu Atiyah kelihatan tenang. Sudah tiga tahun ini dia sakit dan tak bisa jalan. Tapi "saya tidak pernah mengeluarkan taring, 'nak," katanya dalam bahasa Madura. Matanya kelihatan basah. Dia menangis ketika Mura'i, seorang putranya, menyampaikan berita drakula itu. Mura'i juga membantah bahwa ibunya pernah jadi dukun menggugurkan kandungan, apalagi menguasai ilmu hitam. "Kami ini orang Islam tulen," ujar Mura'i. Jadi, dari mana SPM memperoleh berita itu Amir (bukan nama sebenarnya) koresponden koran itu, mengaku ia mengirimkan berita tadi secara tidak berlebihan. Dalam laporannya, dia menyebut hal itu masih merupakan desas-desus. Dia mengaku Lurah Amran membenarkan Bu Atiyah 8 Agustus itu mati suri. Ketika dibuatkan liang lahatnya, Bu Atiyah ternyata hidup kembali, demikian laporannya. Tapi Amir tidak melakukan pengecekan langsung ke ruma Bu Atiyah. "Saya percaya pada keterangan Lurah Amran," katanya. Tapi sang lurah membantah. "Kalau toh ada wawancara tentu saya tidak (mau) begitu. Sebab keluarga itu juga besan saya." Persoalannya kemudian jadi jelas Berita desas-desus telah diterbitkan. Redaksi SPM di Jakarta tampaknya kurang hati-hati menjaga gawang. Charly T. Siahaan, pemimpin redaksinya, menolak ketika hendak diwawancarai. "Itu kan sudah diralat. Tak usahlah diberitakan," katanya. Koran ini, yang mengutip Kantor Berita Antara, pada edisi 5 Oktober memang memuat bantahan. Tapi keluarga Bu Atiyah sudah sempat terguncang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus