Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Momen

16 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sektor Hilir
Pabrik Ban BUMN Perkebunan

Lima perusahaan negara di bidang perkebunan, yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, VII, VIII, IX, dan PTPN XII, sepakat bersinergi membangun pabrik ban sepeda motor. Pabrik itu bakal berlokasi di Cikampek atau Purwakarta, Jawa Barat. "Ini pengembangan usaha kami di bidang hilir," kata Direktur Utama PTPN III Amri Siregar, Kamis pekan lalu.

Pengembangan sektor hilir akan meningkatkan nilai ekonomis produksi karet kelima perusahaan itu. Pabrik ini direncanakan berkapasitas produksi 7 juta unit ban luar dan 14 juta ban dalam per tahun. Dana yang dibutuhkan sekitar Rp 302,7 miliar. Sebanyak 30 persen atau Rp 144,2 miliar didapat dari kas konsorsium. Sisanya dari pinjaman.

Peluang bisnis ban sepeda motor dinilai menjanjikan. "Pengguna motor kan banyak sekali, belum lagi ojek," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan PTPN III Chairul Muluk.

Perdagangan
Perdagangan Cina Melambat

Pertumbuhan ekspor dan impor Cina melambat dalam dua tahun terakhir, seiring dengan surutnya permintaan domestik dan luar negeri. Laporan yang dirilis pemerintah Cina pada Selasa pekan lalu menunjukkan pertumbuhan ekspor tahunan hanya 20,3 persen atau senilai US$ 1,89 triliun pada 2011. Padahal tahun sebelumnya peningkatan ekspor mencapai 31,3 persen.

Pertumbuhan impor juga cuma mencapai 24,9 persen atau senilai US$ 1,74 triliun. Pencapaian itu jauh di bawah angka tahun lalu, yang tumbuh 38,8 persen. ”Penurunan permintaan domestik berlangsung sangat cepat,” kata Zhang Zhiwei, kepala ekonom pada Nomura Chin di Hong Kong, seperti dikutip Reuters.

Total perdagangan Cina sepanjang 2011 sebesar US$ 3,6 triliun. Surplus perdagangan menyusut hingga US$ 155 miliar, level terendah dalam tiga tahun terakhir. Pada 2010, surplus perdagangan mencapai US$ 183,1 miliar.

Ekonomi Dunia
Kebebasan Ekonomi Dunia Menurun

Lembaga penelitian konservatif Amerika Serikat, Heritage Foundation, menyimpulkan terjadi penurunan tingkat kebebasan ekonomi dunia sepanjang 2011. Kesimpulan diambil berdasarkan beberapa indikator yang diamati, yakni kelenturan aturan hukum, efisiensi regulasi, serta keterbukaan pasar ataupun birokrasi.

Menurut Presiden Heritage Foundation Edwin Feulner penurunan tingkat kebebasan ekonomi terjadi seiring dengan tingginya pengeluaran pemerintah. Ia menduga banyak negara yang berpikir belanja pemerintah menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi. "Tapi itu tak berhasil. Menurut kami, sudah waktunya untuk memberi kesempatan pada pasar untuk menunjukkan apa yang dapat dilakukan," kata dia seperti dikutip BBC, Kamis pekan lalu.

Dari penelitian itu, Hong Kong dinobatkan sebagai kawasan dengan perekonomian paling liberal sedunia pada 2011, dengan skor 89,9. Pencapaian ini membuat Hong Kong mempertahankan predikat yang sama sepanjang 18 tahun terakhir. Posisi selanjutnya ditempati Singapura dengan skor 87,5; Australia dengan nilai 83,1; Selandia Baru dengan nilai 82,1; dan Swiss yang membukukan indeks 81,1.

Krisis di Eropa
RBS Pecat Ribuan Karyawan

Krisis di Eropa semakin menjepit nasib pekerja. Royal Bank of Scotland (RBS), misalnya, pekan lalu kembali merumahkan 3.500 karyawan sebagai dampak reorganisasi dan perampingan perusahaan.

Pemangkasan jumlah karyawan kali ini merupakan kelanjutan dari gelombang pemecatan dua tahun terakhir. Sejak 2010, bank yang sebagian sahamnya dikuasai pemerintah Inggris ini telah merumahkan 30 ribu karyawan—22 ribu di antaranya bertugas di Inggris. Dari total karyawan yang akan dirumahkan tahun ini, 950 berasal dari Ulster Bank Irlandia.

Ketua Serikat Karyawan RBS David Fleming menyebut pemecatan ini sebagai aib besar. Selama ini perusahaan selalu menjanjikan iming-iming bonus besar, pembagian saham, dan sederet insentif lain untuk menutupi inefisiensi yang terjadi. "Apalagi pemecatan dilakukan terhadap karyawan yang selama ini bekerja paling berat," kata dia.

Konversi Bahan Bakar Gas
Alat Konversi Buatan Lokal

Sejumlah perusahaan pelat merah menyatakan sanggup membuat alat konversi bahan bakar gas. "Tidak perlu impor, PT Dirgantara Indonesia mampu menyediakan tangki dan kit," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan kemarin.

Peranti lainnya, seperti peralatan elektronik dan kit mekanik, menurut Dahlan, membutuhkan waktu produksi selama enam bulan. "Sekarang kami masih membicarakan secara terperinci, siapa mengerjakan berapa. Pada kuartal keempat, kami sudah siap memproduksi, sehingga tidak perlu impor."

Berdasarkan hitungan sementara, produksi tangki dan kit konversi gas tahun ini sekitar 300 ribu unit. Pada tahun berikutnya, jumlah produksi ditargetkan naik 1 juta unit. Jadwal produksi itu akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah untuk membatasi penggunaan bahan bakar minyak.

Buruh
Buruh Menang Melawan Nike

Produsen alas kaki Nike setuju membayar kompensasi lembur bagi para pekerja di Indonesia. Perusahaan akan memberikan US$ 1 juta atau Rp 9 miliar untuk sekitar 4.500 pekerja pada pabrik PT Nikomas di Serang, Banten.

Keputusan ini merupakan kemenangan para pekerja, yang menuntut hak mereka atas 593.468 jam lembur yang tidak dibayarkan selama dua tahun terakhir. Negosiasi antara Nike dan serikat pekerja sudah berlangsung sebelas bulan.

Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Bambang Wirahyoso mengatakan, hasil ini berpotensi memberikan gelombang kejutan pada pergerakan buruh di Indonesia. "SPN siap berjuang untuk setiap pekerja yang telah dipaksa bekerja melebihi waktu tanpa bayaran. Kami baru saja memulainya," kata Bambang, Kamis pekan lalu.

Sektor Pangan
Sawah Baru Rp 9 Triliun

Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyiapkan investasi hingga Rp 9 triliun untuk mendukung sektor pangan. Dana tersebut akan digunakan untuk mencetak sawah baru guna menggenjot produksi beras. Investasi akan dikucurkan melalui tiga BUMN, yaitu PT Pupuk Sriwijaya (Pusri), PT Pertani, dan PT Sang Hyang Seri. Ketiga BUMN ini akan mencetak sawah baru seluas 100 ribu hektare.

Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan, jika program ini sukses, Kementerian akan menambah luas lahan 200 ribu hektare. "Bila iklim investasi tidak kondusif, kami akan pergi," kata Dahlan, Selasa pekan lalu.

Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan telah menyiapkan lahan 200 ribu hektare untuk program food estate ini. Lahan yang tersedia bahkan mencapai 300 ribu hektare di 10 kabupaten, antara lain Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Berau, Bulungan, dan Nunukan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus