Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Hariyadi Sukamdani enggan menyalahkan pihak lain soal fenomena orang Indonesia yang masih gemar berwisata ke luar negeri. Menurut dia, penyebab fenomena itu bukan sekadar harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik yang dinilai mahal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mungkin kami sendiri kurang promo, kurang kreatif dalam membuat produk," kata Hariyadi ketika ditemui wartawan di sela Rakernas GIPI di Hotel Raffles Jakarta, Selasa, 23 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, Hariyadi mengatakan pihaknya bakal terus belajar dan berinovasi. Misalnya, membuat overline dari Sumatera sampai Bali. "Itu kan banyak orang yang nggak tahu bahwa perjalanan darat juga menyenangan kalau tol sudah jadi. Nah, itu yang kami mau garap," ucapnya.
Selain itu, Hariyadi berencana melakukan kerja sama dengan para pemilik kapal, sehingga bisa memanfaatkan sebagai daya tarik wisata. "Daripada kapalnya menganggur, lebih baik dikomersilkan."
Sebelumnya, praktisi pariwisata dari Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari mengingatkan agar capaian wisata tidak hanya difokuskan untuk menjaring wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung ke Indonesia. Namun, harus memperhitungkan jumlah orang Indonesia yang berwisata ke luar negeri.
Selanjutnya: "Karena kalau yang ke Indonesia banyak, tapi ..."
"Karena kalau yang ke Indonesia banyak, tapi orang Indonesia yang ke luar negeri juga banyak, ya sama saja," kata Azril ketika dihubungi melalui telepon pada Rabu malam, 17 Mei 2023.
Ketika orang Indonesia banyak yang ke luar negeri, lanjut Azril, devisa yang keluar tidak sedikit. Sehingga, meski wisman yang masuk Indonesia juga banyak, tetap ada potensi devisa Indonesia menjadi minus. "Karena banyak sekali orang Indonesia yang wisata belanja ke Singapura. Artinya, mereka mengeluarkan banyak uang di sana," tutur Azril.
Adapun Menparekraf Sandiaga Uno menargetkan kunjungan wisman tahun 2023 mencapai 8,5 juta orang. Sedangkan pergerakan wisatawan nusantara mencapai 1,4 miliar orang. Sandiaga juga menargetkan devisa pariwisata tahun 2023 mencapai US$ 10 miliar.
"Potensi pariwisata 2023 akan tumbuh dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Kunjungan wisman 8,5 juta, ini tentunya naik dari target awal 7,4 juta di ambang batas atas," ujar Sandiaga.
Pilihan Editor: Konser Coldplay Jadi Ditambah Satu Hari? Ini Kata Sandiaga Uno
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini