Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Ekspor produk kayu olahan mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut sepanjang dua tahun terakhir. Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono, ekspor kayu olahan pada 2019 melorot sekitar 4 persen dari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Tahun 2019 sedikit menurun dari 2018 sebesar US$ 11,62 miliar,” ujar Ketua Umum APHI Indroyono Susilo dalam Rapat Kerja APHI 2019 yang ditayangkan secara virtual, Rabu, 2 Desember 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 2018, ekspor kayu mencapai US$ 12,13 miliar. Penurunan juga terjadi pada 2020 hingga November 2020. Indroyono mencatat, ekspor produk kayu olahan tahun ini sebesar US$ 11,1 miliar atau mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 4,9 persen.
Penurunan ekspor produk kayu olahan pada tahun ini didorong oleh pandemi Covid-19. Indroyono menjelaskan, pagebluk membuat pertumbuhan ekspor hasil hutan terus mengalami kontraksi sejak Maret 2020.
Penurunan tajam, misalnya, terjadi pada Mei. Ekspor hasil hutan pada bulan itu mengalami kontraksi yang menukuk tajam sampai -8,4 persen. Dua bulan sebelumnya secara berturut-turut, kinerja ekspor juga melemah -1,9 persen dan -4,3 persen.
Setelah Mei, yakni Juni hingga November, tren pengiriman hasil hutan ke luar negeri mengalami fluktuasi. Berturut-turut, ekspor mengalami kontraksi -5 persen pada Juni; -6 persen pada Juli; -6,9 persen pada Agustus; -4,2 persen pada September; -3,6 persen pada Oktober; dan -4,9 persen pada November.
Sementara itu, penurunan ekspor produk kayu olahan pada 2019 ditengarai terjadi karena anjloknya volume perdagangan imbas perang dagang Amerika Serikat-Cina. Indonesia mengalami penurunan pasar tujuan ekspor seperti Cina, Amerika Serikat, Jepang, Korea, dan Uni Eropa.
Meski demikian, pada 2016 hingga 2018, ekspor produk kayu olahan terus mengalami peningkatan. Pada 2018, devisa yang dihasilkan dari ekspor mencapai US$ 9,26 miliar. Kemudian pada 2017 naik menjadi US$ 10,93 miliar.
Berikutnya, yakni pada 2018, ekspor kembali naik US$ 12,31 miliar. Ekspor produk kayu olahan tahun ini tercatat tertinggi sepanjang lima tahun terakhir.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA