Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Absen Pemaparan 4 Tahun Kementan, ke Mana Menteri Amran?

Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar jumpa pers kinerjanya secara mandiri di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta.

24 Oktober 2018 | 18.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Pertanian Amran Sulaiman (kiri) melepas puluhan ton bantuan untuk korban gempa dan tsunami Palu-Donggala di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 4 Oktober 2018. Sebanyak 500 truk berisi logistik bantuan korban gempa dan tsunami diberangkatkan menuju Palu, Donggala, dan Sigi. ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, JAKARTA - Pekan ini, hampir seluruh menteri Kabinet Kerja menggelar konferensi pers guna memaparkan kinerja kementeriannya dalam rangka empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Lain dengan kementerian bidang ekonomi lain, Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar jumpa pers kinerjanya secara mandiri di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, pada hari ini, Rabu, 24 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hampir seluruh menteri Kabinet Kerja menggelar jumpa awak media bersama per bidang masing-masing di Kantor Kementerian Sekretariat Negara, antara lain pada Selasa-Kamis, 23-25 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Acara pemaparan kinerja Kementan yang dimulai sekitar pukul 15.30 WIB itu dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro.

Tidak nampak kehadiran Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam jumpa pers tersebut. Ketidakhadiran Amran lantas menimbulkan pertanyaan. Pasalnya hampir semua menteri memaparkan langsung kinerjanya.

Syukur menjelaskan alasan ketidakhadiran Amran dalam pemaparan kinerja tersebut. "Pak Menteri sedang di Singapura untuk benegosiasi dalam rangka meningkatkan ekspor komoditas kita, misalnya nanas dan pisang," kata dia di Kantor Kementerian Pertanian, Rabu, 24 Oktober 2018.

Dalam pemaparan kinerja Kementan, Syukur mengatakan nilai produk domestik bruto sektor pertanian terus membaik. Pada tahun 2013, Syukur mengatakan PDB sektor pertanian sebesar Rp 994,8 triliun, dan meningkat mencapai Rp 1334,7 triliun pada 2017.

"Selama 2013-2017, akumulasi peningkatan PDB sektor pertanian mencapai Rp 906,1 triliun," kata Syukur. "Meningkatnya nilai PDB sektor pertanian ini tidak lepas dari meningkatnya produksi pertanian yang dihasilkan."

Pada 2018, PDB sektor pertanian diproyeksikan meningkat menjadi Rp 1.463 triliun. Syukur menyebutkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik oada triwulan II 2018, pertanian menjadi sektor terbesar kedua setelah industri yang berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional.

"Sumbangsih sektor pertanian pada struktur PDB sebesar 13,63 persen dengan pertumbuhan ekonomi 4,76 persen," kata Syukur. Adapun Lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 9,93 persen.

Simak berita tentang Kementan hanya di Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus