Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Airlangga Bidik Potensi Ekonomi Syariah 31 Ribu Pesantren

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan potensi ekonomi pondok pesantren di Indonesia sangat besar.

13 Juni 2021 | 09.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyerahkan naskah pandangan akhir pemerintah atas RUU Cipta Kerja kepada Ketua DPR Puan Maharani disaksikan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, Sufmi Dasco Ahmad, dan Rachmad Gobel dalam rapat paripurna penutupan masa persidangan I tahun sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020. Dalam RUU Cipta Kerja terdapat 11 klaster yang masuk dalam undang-undang ini antara lain Penyederhanaan Perizinan, Persyaratan Investasi, Ketenagakerjaan, Kemudahan Berusaha, Pemberdayaan dan Perlindungan UMKM, Dukungan Riset dan Inovasi, Administrasi Pemerintahan, Pengenaan Sanksi, Pengadaan Lahan, Kemudahan Investasi dan Proyek Pemerintah, serta Kawasan Ekonomi Khusus. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan potensi ekonomi pondok pesantren di Indonesia sangat besar. Saat ini, kata dia, jumlah pesantren di Indonesia pada Triwulan I-2021 sebanyak 31.385 ponpes dengan jumlah santri sekitar 4,29 juta orang,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari jumlah tersebut, Airlangga menyebut 44,2 persen di antaranya memiliki potensi ekonomi. Sehinga diharapkan, semua pesantren dapat menjadi motor penggerak ekonomi kerakyatan, ekonomi syariah, dan UMKM halal Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kolaborasi dalam membangun ekosistem syariah berbasis ponpes perlu dilakukan baik antara regulator maupun stakeholders," kata Airlangga keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, 13 Juni 2021.

Keterangan ini disampaikan Airlangga usia pertemuan dengan para pimpinan pondok pesantren. Termasuk, para lora dan gus yang tergabung dalam aspirasi lora dan gus (asparagus) yang diwakili Sholahul 'Am Notobuwono (Gus Aam Amanulloh, Ketua Yayasan An Najiyah, Bahrul Ulum, Jombang).

Salah satu bentuk pengembangan ekonomi yang saat ini dilakukan yaitu lewat program One Pesantren One Product (OPOP) atau Koperasi Pesantren. Saat ini, kata Airlangga, peserta program OPOP ini telah mencapai 1500 pesantren dengan total transaksi bussiness match per Desember 2020 adalah Rp21 miliar.

Program ini akan terus dikembangkan. Sehingga dalam pertemuan ini, dilakukan juga penandatangan Nota Kesepahaman dan Dukungan Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan PT Indomobil Prima Energi, PT Bank Syariah Indonesia, dan Koperasi Ponpes Bahrul Ulum.

FAJAR PEBRIANTO

 

 

 

 

 

 

 

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus