Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah ditutup menguat 17 poin ke level Rp15.845 per dolar Amerika Serikat pada akhir perdagangan Jumat, 6 Desember 2024. Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memproyeksi penguatan ini berlanjut pada Senin pekan depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Senin depan mata uang rupiah fluktuatif namun diprediksi menguat di rentang Rp15.800 hingga Rp15.850,” kata Ibrahim dalam analisis rutinnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ibrahim, kondisi rupiah beberapa waktu ke depan dipengaruhi oleh sentimen global seputar penggajian nonpertanian atau NFP untuk November 2024 di AS. Data tersebut, kata Ibrahim, diharapkan menunjukkan peningkatan tajam dalam pertumbuhan penggajian dari Oktober, di mana gangguan akibat aktivitas badai menghantam pasar tenaga kerja.
Selain itu, ia menyoroti Pasar Asia yang bersiap Konferensi Kerja Ekonomi Pusat (CEWC) tahunan China untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang langkah-langkah stimulus dan prospek ekonomi terbesar di Asia. China juga akan merilis data inflasi CPI November pada hari Selasa, dan data perdagangannya pada hari Rabu pekan depan.
Sementara itu, dari internal, Ibrahim menyoroti data cadangan devisa Indonesia akhir November 2024 yang baru dirilis Bank Indonesia (BI). Cadangan devisa Indonesia sedikit menurun dari posisi bulan sebelumnya yang senilai US$151,2 miliar. Penurunan cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sementara itu, posisi ini juga masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Selain itu, BI mengatakan cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. “Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal,” kata Ibrahim.