Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Akibat Tak Terduga

15 Juni 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Manggi Habir

Dua pekan terakhir, konsekuensi kebijakan dua bank sentral mulai membuat risau pelaku pasar. Satu jauh di Amerika Serikat, yang sudah lama dinanti. Satunya di Tanah Air, yang sudah berlaku awal bulan ini.

Angka pengangguran Amerika yang membaik memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve (Fed) dapat lebih cepat menaikkan suku bunga dari perkiraan semula pada Oktober nanti. Usaha meredakan tekanan inflasi di Amerika, dengan rencana menaikkan bunga, mendorong perpindahan dana ke mata uang dolar Amerika, yang selanjutnya menguatkan dolar sekaligus melemahkan mata uang dunia lainnya, termasuk rupiah. Dengan bahan baku dan beberapa bahan pangan masih diimpor, rupiah yang lemah dapat memicu inflasi. Ini mempersulit turunnya suku bunga, yang diperlukan agar ekonomi tumbuh lebih pesat. Jadi kebijakan Fed menjinakkan inflasi di Amerika ternyata berdampak cukup luas bagi negara lain.

Awal pekan lalu, rupiah jatuh ke posisi 13.385 per dolar Amerika, sebelum pulih dan menutup perdagangan Jumat sore di tingkat 13.312. Minggu ini, Fed dijadwalkan bertemu, tapi diperkirakan tak menaikkan suku bunga sebegitu dini. Sementara itu, indeks bursa di Jakarta terus terpuruk. Minggu lalu, terlihat indeks harga saham gabungan turun ke level 4.940, jauh di bawah tingkat 5.243 pada awal tahun ini.

Sebaliknya, kebijakan Bank Indonesia yang mengharuskan perusahaan menetapkan harga produk dan layanan dalam negeri dalam rupiah tak banyak disorot. Peraturan ini sebagian besar dimaksudkan untuk perusahaan properti dan pariwisata, yang sering memasang tarif dalam dolar Amerika.

Namun konsekuensi yang tak terduga dari kebijakan ini dirasakan sektor minyak dan gas. Dengan pendapatan dalam dolar, perusahaan layanan minyak dan gas memungkinkan mereka memperoleh pembiayaan dolar Amerika jangka panjang untuk pembelian alat berat. Dengan kebijakan Bank Indonesia itu, perusahaan-perusahaan ini diharuskan memasang harga layanan mereka dalam rupiah. Akibatnya, untuk melindungi fluktuasi nilai tukar dari pembiayaan dolar Amerika jangka panjang, mereka perlu menutup transaksi hedge yang meningkatkan biaya. Untuk sektor minyak dan gas, yang sedang menghadapi penurunan harga dan margin yang menipis, biaya tambahan ini cukup memberatkan.

Beberapa perusahaan terpaksa menjajaki opsi mendirikan perusahaan afiliasi di luar negeri, yang memungkinkan mereka tetap memperoleh pendapatan dalam dolar Amerika. Ini justru bertolak belakang dengan tujuan kebijakan BI.

Memang kebijakan ini ada pengecualiannya. Ada beberapa transaksi mata uang asing yang diperbolehkan, seperti anggaran belanja pemerintah, hibah dari luar negeri, perdagangan internasional, deposito bank dalam mata uang asing, dan pembiayaan internasional.

Akhir minggu ini, kita akan memasuki Ramadan, di mana kenaikan harga sudah menjadi kebiasaan. Meningkatnya permintaan akan cukup membantu pertumbuhan ekonomi yang lesu. Namun hal ini juga mendorong inflasi, yang Mei lalu sudah mencapai 7,15 persen year on year, jauh di atas target 4-5 persen. Tak mengherankan kalau minggu lalu pemerintah mencabut sementara larangan impor beras dan bahan makanan tertentu serta menjaga agar tingkat harga bahan bakar minyak terus stabil. l

Ekonom, Komisaris Bank Danamon


MATA UANG Rp per US$
Pekan lalu 13.290
13.312 Penutupan 12 Juni 2015

IHSG Pekan lalu 5.100
4.940 Penutupan 12 Juni 2015

INFLASI
Bulan sebelumnya 6,8%
7,15% Mei 2015 (YoY)

BI RATE
Bulan sebelumnya 7,5%
7,5%

Cadangan Devisa
30 April 2015 US$ 110,9 miliar
US$ miliar 110,8 31 Mei 2015

Pertumbuhan PDB
2014 5,0%
5,4% Target 2015

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus