Amplop Untuk Nyonya Presiden

SEMENTARA pertikaian di antara pembantunya belum mengendap, Presiden Reagan kembali menghadapi peristiwa baru. Sejumlah wartawan Jepang dari majalah wanita Shufu no Tomo -- sesudah mewawancarai Nancy Reagan, 21 Januari silam--berusaha memberi imbalan uang US$ 1.000 kepada istri presiden AS itu sebagai randa terima kasih. Tapi Richard Allen "mencegat" uang tersebut dalam upaya melindungi Nancy Reagan dari rasa tidak enak. Penasihat Keamanan Nasional itu kemudian menyimpan imbalan tadi dalam sebuah peti--hingga dia lupa. Allen secara terbuka pekan lalu mengakui kekhilafannya tersebut. Menurut dia, di Jepang memberi inbalan untuk suatu wawancara "sudah biasa dilakukan." Tapi di AS, memberikan imbalan semacam itu rupanya dianggap belum biasa. Kendati demikian Reagan diberitakan masih akan mempertahankan Allen tetap pada jabatannya kini. Peristiwa serupa juga terjadi empat tahun lalu. Bekas Presiden AS Richard Nixon pernah menerima imbalan US$ 600 ribu plus sejumlah royalty sesudah diwawancarai wartawan televisi David Frost. Dalam rekaman yang dipancarkan 147 stasiun televisi lokal di AS itu, Nixon berbicara panjang lebar mengenai pemerintahannya dulu--termasuk skandal Watergate yang menjatuhkannya. Ketika itu sejumlah kalangan tidak menyukai hal itu. Haruskah sumber berita mendapat uang? Tapi kasus ini tenggelam oleh tuduhan yang lebih serius kepada Nixon: ia berusaha membersihkan namanya lewat acara komersial televisi.