Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membantah tudingan soal penanaman jagung menggunakan polybag atau pot di lahan food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
Amran mengatakan, penggunaan polybag hanya dilakukan pada benih percobaan. Tujuannya untuk mengetahui kondisi iklim dan seberapa besat pertumbuhan jagung yang akan ditanam.
"Itu pun hanya beberapa pot saja karena benih yang lain tetap menggunakan media tanah secara langsung," kata Amran, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Tempo pada Kamis, 21 Desember 2023.
Amran menuturkan, Kementan bersama Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memang terus mengembangkan jagung di lahan Food Estate Gunung Mas. Ia mengklaim jagung yang ditanam di sana sudah tumbuh setinggi orang dewasa.
"Jagungnya tumbuh subur dan pola tanamnya langsung di tanah. Tidak benar kalau ada yang mengatakan penanaman di polybag," tutur Amran.
Lahan Food Estate Gunung Mas memiliki luas hingga 600 hektar. Amran mengatakan, pengembangan dan penanaman jagung di lahan tersebut dilakukan secara berkelanjutan dengan penerapan teknologi dan inovasi pertanian. Selain itu, melibatkan sumber daya manusia pertanian yang mumpuni.
Amran juga mengklaim kolaborasi kementeriannya dengan Kemenhan berhasil membuat lahan food estate itu menjadi subur. Bahkan, ia menargetkan panen raya pada Januari mendatang.
"Rencananya, panen di sana juga akan dihadiri langsung Presiden Joko Widodo," ujar dia. "Kami yakin dengan kolaborasi ini Indonesia mampu menapaki swasembada di masa yang akan datang. Insyaallah semuanya berjalan dengan baik."
Perkara tanaman jagung dalam polybag di lahan food estate memang menjadi sorotan sejumlah pihak, salah satunya Greenpeace Indonesia. Greenpeace merespons hal tersebut melalui postingan video di media sosial X pada Kamis, 21 Desember 2023.
"Proyek food estate kebun singkong Kemenhan yang gagal di Gunung Mas, Kalteng, kini diambil alih Kementan dengan mengganti singkong menjadi jagung. Sekilas jagungnya tumbuh subur, tapi ada sesuatu yang kita semua perlu tahu. Apa itu? Simak video ini," tulis organisasai kampanye lingkungan tersebut dalam keterangannya.
Adapun dalam video berdurasi 1 menit 40 detik itu, Greenpeace mengatakan bahwa pemerintah mencoba menepis kegagalan food estate kebun singkong. Caranya, mengganti tanaman singkong yang gagal tumbuh dengan tanaman jagung. Greenpeace juga menyebut Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengunjungi proyek food estate Gunung Mas, Kalimantan Tengah, pada Senin, 11 Desember 2023 dan menunjukkan tanaman jagung sebagai pengganti singkong.
"Saat kami, Greenpeace Indonesia, Walhi Kalteng, LBH Palangkaraya, dan Save Our Borneo datang ke sana pada 2 Desember lalu, kami menemukan bahwa jagung tersebut ditanam di polybag. Bukan langsung di tanah food estate," demikian kata Greenpeace.
Greenpeace menuding hal itu menunjukkan bahwa lahan food estate yang sudah dihancurkan hutannya tidak bisa dipakai untuk menanam secara langsung. Walhasil, menurut Greenpeace, ketika tanaman singkong Kemenhan gagal, datanglah tanaman jagung Kementan dalam balutan polybag sebagai penyelamat.
"Kalau cuma menanam jagung dalam polybag, ya bikin saja polybag di lahan parkir gedung Kementerian. Ngapain harus hancurin hutan Indonesia?" ujar Greenpeace.
Pilihan Editor: Mahfud MD Sebut Food Estate Proyek Gagal, Jurkam TPN: Seharusnya Tak Bergantung pada Satu Bahan Pokok
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini