Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid memamerkan capaiannya saat memimpin induk organisasi dunia usaha itu sejak Juli 2021. Menurut dia, peran Kadin sebagai mitra strategis pemerintah dibuktikan melalui program-program yang terlaksana secara konkret.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Sejak awal Kadin sudah tegas memosisikan diri sebagai mitra strategis pemerintah. Hal ini bukan hanya omon-omon, tetapi bukti konkret dan nyata yang dilakukan selama ini lewat program-program,” kata Arsjad saat membuka Rapimnas Kadin di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat, 29 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Omon-omon merupakan plesetan dari kata "omong-omong" yang dipopulerkan Presiden Prabowo Subianto dalam salah satu debat calon presiden pada pemilihan presiden 2024.
Arsjad bercerita, saat ia awal menjabat pada 2021 Kadin telah menghadirkan program vaksinasi dan rumah oksigen gotong royong untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Hasilnya, kata dia, jutaan vaksin terdistribusi kepada masyarakat pada waktu itu.
Tahun berikutnya, Kadin menjadi host gelaran G20 yang menghasilkan empat program dan investasi sebesar US$ 13 miliar. Pada 2023, Kadin menjadi bagian dari keketuaan ASEAN Business Advisory Council 2023 dan menyusun peta jalan Indonesia emas 2045 yang saat itu diserahkan kepada Presiden Joko Widodo.
Sedangkan pada tahun ini, Kadin menggelar dialog calon presiden 2024 yang menghadirkan ketiga kandidat dalam waktu terpisah, yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo. Kadin juga menyusun white paper mengenai arah kebijakan pembangunan bidang ekonomi 2024-2029. "White paper ini dibuat sebagai usulan dunia usaha dan referensi dalam menyusun program kerja pemerintahan maupun RPJMN 2024–2029,” kata Arsjad.
Selain itu, Kadin membentuk yayasan arbitrase Internasional yang dinamai Indonesia Center for International Arbitration. Lembaga ini, kata Arsjad, akan menjawab kebutuhan pelaku dunia usaha yang membutuhkan alternatif penyelesaian sengketa yang lebih cepat dan efisien. Selama ini, kata dia, kebanyakan pengusaha lari ke Singapura untuk menyelesaikan sengketa. “Sekali lagi bukan hanya omon-omon, tetapi konkret. Ke depannya, Kadin Indonesia insyaallah harus terus menjadi Mitra strategis pemerintah,” kata Arsjad.