Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
BSI harus melakukan upaya ekstra untuk mengedukasi layanan keuangan syariah.
Indeks literasi bank syariah di Indonesia hanya 8,11 persen.
Bank syariah nasional belum memiliki segmen nasabah yang jelas.
JAKARTA — Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Aviliani, mengatakan PT Bank Syariah Indonesia (BSI) harus melakukan upaya ekstra untuk menggenjot pangsa pasar dan menarik masyarakat masuk ke dalam ekosistem keuangan syariah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebab, kata dia, edukasi dan literasi masyarakat terhadap industri keuangan syariah masih sangat rendah. Aviliani menyebutkan indeks literasi bank syariah di Indonesia hanya 8,11 persen, sedangkan indeks inklusi keuangan syariah 11,6 persen. “Masyarakat belum terbiasa dengan produk syariah. Tampaknya belum melihat apa keunggulan bank syariah dibanding bank konvensional,” kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aviliani juga menyoroti bank syariah nasional yang belum memiliki segmen nasabah yang jelas, khususnya dalam penyaluran pembiayaan. “Seharusnya bisa menguasai sektor industri berbasis syariah atau industri halal, sesuai dengan kompetensinya,” ujar dia.
Aktivitas perbankan di Bank Syariah Indonesia Cabang Hasanudin, Jakarta, 1 Februari 2021. Tempo/Tony Hartawan
Namun, untuk masuk ke dalam pembiayaan industri halal pun, kata Aviliani, bukan hal yang mudah. “Perlu tenaga ahli, dan pelaku industri halal harus diperbesar skalanya,” kata dia. Aviliani mengatakan BSI memiliki peluang mendorong ekosistem keuangan syariah. “Memungkinkan untuk berkolaborasi, sehingga tidak kalah dengan bank konvensional,” ujar dia.
Presiden Joko Widodo meminta BSI meningkatkan jangkauan ke berbagai segmen, dari usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), korporasi, hingga retail. Bank syariah pelat merah tersebut diharapkan menjadi benchmark bagi industri perbankan syariah nasional, regional, bahkan dunia. “Bank Syariah Indonesia harus jeli dan gesit menangkap peluang, dan harus mampu menciptakan tren baru dalam perbankan syariah, tak hanya mengikuti tren yang sudah ada,” kata Jokowi. Digitalisasi juga menjadi tugas yang harus terus dikembangkan. “Ini untuk menarik minat generasi milenial agar mau menjadi nasabah,” ujar Jokowi.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan BSI berpeluang meningkatkan pangsa pasar industri syariah di dalam negeri. “Apalagi bank syariah akan memberikan pembiayaan kepada masyarakat kecil,” ucapnya.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi optimistis dapat mengakselerasi kinerja dan meningkatkan pangsa pasar sesuai dengan tenggat yang diharapkan. “Kami akan masuk ke dalam jajaran 10 bank syariah terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar dalam enam tahun, dan akan terus berbenah melayani segala lini,” kata dia. BSI, kata Hery, akan melanjutkan transformasi layanan, sumber daya manusia, dan teknologi digital yang berkesinambungan.
Hery menargetkan BSI dapat naik kelas ke kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) 4 pada awal 2022, dengan modal inti di atas Rp 30 triliun. Saat ini bank hasil penggabungan Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan BRI Syariah itu masuk jajaran bank BUKU 3, dengan modal inti Rp 22,6 triliun. “Skenarionya dapat dipenuhi melalui rights issue ditambah dengan perolehan laba ditahan atau retained earning,” kata dia.
GHOIDA RAHMAH
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo