SETELAH dikukuhkan sebagai Komisaris Utama Bank Duta, Rabu pekan sitam, Moeljoto Djojomartono menepati janjinya, yakni menerima TEMPO untuk sebuah wawancara khusus. Pak Moel menerima Iwan Qodar Himawan di ruang kerjanya yang tampak "kosong" di lantai 20 kantor utama Bank Duta. Rak pajangan yang ada di situ tidak diisi foto, piagam, ataupun suvenir, sementara keempat dinding tanpa lukisan sama sekali. Penataan yang begitu sederhana mencerminkan prinsip kerja yang dihayati Moeljoto selama ini. "Salah satu syarat menjadi bankir adalah low profile," ujar bankir yang kurang dikenal tetapi setama 15 tahun berhasil membawa Bank Expor Impor ke jenjang sukses. "Saya tidak akan berkantor tiap hari," katanya, seraya menambahkan, "nanti akan ada dua kapitan dalam satu kapal." Apa resep sehat yang akan diterapkan Pak Moel ke Bank Duta? Perdagangan valas harus bagaimana? Jawabannya ada dalam petikan wawancara berikut ini: Dalam Rapat Umum Pemegang Sabam Luar Biasa Bank Duta, 24 Oktober lalu, Bapak menyatakan akan mengubab kebijaksanaan dalam perdagangan vatuta asing (foreign exchange trading). Apakah bisa dijelaskan latar belakang perubahan itu, dan bagaimana kira-kira kebijaksanaan baru tersebut. Bank Duta saat ini akan menjalankan transaksi yang ia memang mampu melakukannya. Kejadian kemarin itu (maksudnya rugi karena perdagangan valuta asing sebesar US$ 419 juta) memberikan pelajaran bahwa kami memerlukan prasarana yang lengkap, profesional, dan pembukuan yang tertib dan up todate, di samping kami butuh suatu policy tentang seberapa jauh bank mampu mengambil risiko. Sementara itu, transaksi yang namanya margin trading dengan risiko bank kami hentikan dahulu. Kami akan mengadakan check-up intern, sampai seberapa jauh prasarana kami siap atau masih perlu di-upgrade kembali. Dengan cara melatih kembali, menertibkan administrasi, dan mengikuti kursus-kursus baik di dalam maupun luar negeri. Masalahnya, kami harus terampil dalam menganalisa perkembangan ekonomi dunia sehingga kami dapat menduga turun naiknya kurs. Paling tidak, staf di sini harus menguasai banking analysis dan economic analysis. Mereka masih membutuhkan latihan. Apakah tenaga yang ada sekarang di Bank Dnta belum menguasai betul masalah valas? Anda tahu, transaksi valas merupakan hal yang sulit. Orang harus mempunyai back-up monetary analysis dan economic analysis. Kita ambil positifnya saja. Kemarin mengalami musibah, kita ambil hikmahnya. Maksudnya, transaksi forex dihentikan sementara? Yang jelas, sampai kami siap. Saya harus diberi kesempatan oleh para direksi untuk mengecek apakah bank ini sudah siap. Saya harus lebih dahulu mengenal kondisi, semacam general check-up. Saat ini kami baru membikin schedule, insya Allah dalam 1-2 bulan rencana-rencana sudah dapat disusun. Berapa batas rugi maksimal yang dibolehkan untuk seorang dealer di Bank Duta? Bank Duta saat ini hanya menjalankan transaksi forex yang atas nama nasabah saja. Jadi, bank bertindak hanya atas nama nasabah dan sekadar memperoleh fee. Dalam kaitan ini, huhungan nasabah dengan bank harus mesra. Sesudah rugi US$ 419 juta gara-gara permain di valas, adakah kebijaksanaan baru yaug akan diambil Bank Duta dalam perdagangan forex ini? Di masa depan, kebijaksanaan Bank Duta dalam forex akan dititikberatkan pada transaksi, baik atas nama nasabah maupun bank. Saya punya keinginan mendidik bangsa Indonesia untuk mahir dalam perbankan internasional. Hal itu dapat tercapai dengan latihan. Untuk membangun bank butuh waktu yang lama. Saya di Bank Eksim 15 tahun, dan kini orang baru mengakui keberadaan bank itu. Strategi saya: yang pertama adalah orang. Saya harus menyiapkan baik staf maupun tenaga pelaksana menjadi bankir yang baik. Seorang bankir yang baik harus mempunyai integritas, jujur, fair, tidak neko-neko. Syarat kedua: kredibilitas. Bila tiap orang tahu tentang kode etik bank, orang akan percaya. Bagaimana dengan policy perbankan? Nomor satu, kalau bank dipercaya orang, nanti dia kan bisa mencetak laba. Di Indonesia memang tidak semudah di luar karena ada unsur pemerataan. Kami ada ketentuan 20% dari out-standing kredit untuk KUK (kredit usaha kecil), tapi kami harus mengombinasi dengan pemberian untuk corporate (perusahaan). Susah? Inilah proses. Apakah Bapak akan hati-hati dalam ekspansi, tidak jor-joran membuka cabang baru? Pembukaan cabang untuk sementara kami switch off dulu. Lihat-lihat dulu. Itu adalah soal tenaga, selain investment. Bagaimana dengan sistem kontrol? Sistem kontrol diperketat. Ini suatu keharusan karena menyangkut uang milik orang banyak. Di sini kami memakai dua jurus. Jurus pertama berupa pengendalian financial administration dan manajemen audit, yang meliputi administrasi keuangan, kredit, pembinaan cabang-cabang, yang semuanya dipimpin oleh direktur pengawasan. Jurus kedua adalah yang langsung dibawahi direktur utama. Namanya Satuan Pengawasan Intern (SPI), dalam pelaksanaannya dilakukan oleh inspektur yang memeriksa on the spot. Manajemen baru tentu berbeda dengan manajemen lama. Perbedaan itu dalam hal apa saja? Wah, saya rikuh untuk mengutak-atik yang lama. Yang jelas, dulu direktur pengawasan itu bisa ke direktur utama atau wakil dirut. Sekarang harus ke direktur utama, lalu dibawa ke rapat direksi. Dalam hal ini sistemnya harus transparan. Jadi, ada dua yaitu aparat pengawasan pengendalian dan pemeriksaan. Kami akan menerapkan sejak semula keterlibatan direksi dalam bidang ketenagaan. Sejak rekrutmen sampai seleksi tahap akhir. Sejak rekrutmen sampai seleksi tahap akhir. Ini memang gaya Bank Exim.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini