Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berbekal CAR Dan Reputasi

Papan sejahtera siap menjadi bank umum, dengan konsentrasi pada kpr. car-nya mencapai 26%.

14 November 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH banyak bank memberikan pinjaman untuk pembelian rumah. Tapi kalau bicara KPR (kredit pemilikan rumah), masih saja banyak orang menghubungkannya ke BTN (Bank Tabungan Negara) atau PT Papan Sejahtera (PS). Memang, sejak berdiri 12 tahun silam (Maret 1980), citra Papan Sejahtera sebagai pemberi KPR untuk golongan berpenghasilan menengah belum tergoyahkan. Ketika pekan silam PS mengumumkan penurunan suku bunga KPR sebanyak 1% -- dimulai 1 November 1992 -- banyak orang yang senang. Sampai pertengahan tahun ini, PS telah menyalurkan KPR kepada sekitar 25.400 debitur, dengan nilai total pinjaman sebesar Rp 420 milyar lebih. Dalam pelaksanaannya, untuk KPR 50 (untuk golongan berpenghasilan minimal Rp 450.000 per bulan), bunganya turun dari 23% menjadi 22% setahun. Untuk KPR 200 (fasilitas kredit sampai Rp 200 juta) atau yang diberikan kepada golongan ber pendapatan minimal Rp 3,5 juta per bulan, suku bunganya sekarang 24% setahun. Pinjaman renovasi dan perluasan, yang tadinya berbunga 25%, menjadi 24% per tahun. Selain soal penurunan suku bunga, direksi Papan Sejahtera juga memberitahukan bahwa perseroan itu akan berubah menjadi bank umum -- Maret 1993 -- dengan modal disetor Rp 50 milyar. Langkah ini seiring dengan UU Perbankan 1992, yang mengatur perubahan LKBB menjadi bank. Dan itu penting bagi keluwesan gerak PS, dalam upayanya mencari dana. Selama ini, selain mencari dana lewat penjualan surat utang jangka menengah dan jangka panjang dalam bentuk obligasi perumahan atau housing bond, PS mengandalkan kredit likuiditas Bank Indonesia (KLBI) yang berbunga 14,5%. Menurut Direktur Papan Sejahtera Alita Marsanti, sampai saat ini jumlah KLBI yang sudah diserap mencapai Rp 150 milyar. Untuk tahun ini, jatah KLBI yang akan diperolehnya Rp 10 milyar, dan tahun depan juga sekitar itu. Kemudian, pada tahun 1994, bank sentral akan menghentikan KLBI bagi PS. Tapi penghentian itu akan tidak berpengaruh, terutama karena PS sudah berstatus sebagai bank. Jadi, akan lebih mudah men cari dana alternatif dari pihak ketiga, terutama untuk sumber dana jangka panjang. Ini juga diakui oleh Presiden Direktur Papan Sejahtera (sejak September lalu) Widigdo Sukarman, bankir senior yang sebelumnya menjadi direktur pelaksana Bank BNI 46. Menurut Widigdo, kendati sudah menjadi bank, tetap saja fokus penyaluran kreditnya untuk pemilikan rumah -- tanpa mengurangi kesempatan mengeluarkan produk seperti lazimnya bank. Untuk meningkatkan operasi pasar di kredit perumahan, PS kemudian membentuk HIC (home information center) di setiap cabangnya (di Jakarta, Medan, Palembang, Bandung, Semarang, dan Surabaya). Fasilitas itu bisa dimanfaatkan oleh para developer untuk memasarkan produk mereka. Penajaman fokus usaha pada KPR tampaknya memang merupakan satu pilihan yang harus ditempuh Papan Sejahtera. Bidang yang sangat dikuasainya itu tentu bisa diandalkan untuk menghadapi persaingan. Tapi kini para karyawan mulai diper siapkan agar memiliki wawasan yang lebih luas dalam kegiatan perbankan. "Dulu kan wawasannya hanya perumahan," ujar Widigdo. Bos Papan Sejahtera ini optimistis bisa menghadapi persaingan. Apalagi perusahaan yang dipimpinnya selama ini dikenal mempunyai reputasi yang baik. Sedangkan para pemilik sahamnya adalah Bank Indonesia, PT PDFCI, Asuransi Bumiputera, PT Asuransi Jiwasraya, PT Asuransi Jasindo, PT REI Sewindu, International Finance Corporation, dan Friesh Groningsche Hypotheekbank NV. Dari segi keuangan, Papan Sejahtera juga sangat sehat. Kabarnya, CAR (capital adequacy ratio atau perbandingan modal dengan aset berisiko) PS sekarang sudah mencapai 26%. Ini benar-benar menakjubkan. Bandingkan dengan bank-bank lain, yang untuk mencapai CAR 8% saja harus menunggu sampai Maret 1993. MC

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus