KESIBUKAN Bob Hasan bertambah minggu ini. Boss sejumlah
perusahaan besar yang tengah repot mempersiapkan lomba lari
Proklamaton pertengahan Agustus itu hari-hari ini harus
menyediakan waktu berunding dengan rekan bisnisnya, Georgia
Pacific International (GPI). Pekan lalu, Menteri Perindustrian
Hartarto mengungkapkan bahwa GPI sudah menyampaikan niat mundur
dari usaha patungan mendirikan pabrik kertas dengan investasi
US$ 410 juta di Lhok Seumawe, Aceh.
Kenapa? "Ada soal intern, yang pasti mereka tak menyalahkan
siapa-siapa: rekannya atau pemerintah," kata Hartarto. Bob yang
minggu lalu bertemu dengan TEMPO juga belum siap mengungkapkan
apa sebenarnya yang terjadi. "Saya masih negosiasi dengan
mereka," katanya.
Meskipun di luar tersiar kabar bahwa GPI akan meninjau semua
kegiatan bisnisnya di Indonesia, Bob tak tampak gelisah. Juru
bicara GPI, Frank Slover di Atlanta, Georgia pekan silam
memastikan penarikan diri itu besar kemungkinan akan dimulai
dari proyek Aceh. "Kami memang tengah mendiskusikan dengan rekan
usaha di Indonesia mengenai status perusahaan sekarang, dan
kegiatan operasionalnya di masa datang," katanya.
GPI yang di Amerika pernah tercatat sebagai perusahaan ketiga
terbesar dalam industri kertas dan kayu itu beberapa bulan lalu
memang baru mengadakan perombakan manajemen. "Pimpinan baru
sudah memutuskan akan mengubah beleid investasi luar negeri
karena kesulitan keuangan," kata sebuah sumber.
Bob mewakili PT Alas Helau, GPI dan pemerintah mengikat kerja
sama mendirikan PT Curtis Kraft Aceh dengan modal setor US$ 160
juta November lalu. PMA patungan ini (Bob 25%, GPI 25%, dan
pemerintah 50%) merencanakan produksi kertas semen (70 ribu ton)
dan kertas kardus (110 ribu ton) dari bahan baku pohon pinus
mercuri.
Direktur Jenderal Kimia Dasar Sidharta mengatakan, sebenarnya
prospek proyek itu sangat baik, terutama untuk kertas semen yang
sekarang 100% masih diimpor. Tahun lalu impor kertas ini
mencapai 70.000 ton. "Angka itu diperkirakan meningkat dua kali
lipat tahun 1986 bersamaan dengan selesainya pabrik kertas Aceh,
jika dilaksanakan," katanya pada TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini