Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Penyedia akomodasi wisata di Bintan menggencarkan promosi ke Sumatera.
Okupansi kamar sempat naik hingga 70 persen.
Sandiaga Uno menunda berbagai program pemulihan sektor wisata.
JAKARTA – Kelangsungan bisnis para pengelola destinasi wisata di luar zona pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat kini sangat bergantung pada pengunjung jarak dekat. Kepala Dinas Pariwisata Kota Manado, Lenda Pelealu, mengatakan pembatasan aktivitas di wilayah Pulau Jawa dan Bali tersebut berimbas pada penguatan protokol kesehatan di wilayahnya. Namun peluang penghasilan harian masih bisa dikejar pengusaha dari turis lokal di dalam provinsi. "Olahraga laut menjadi primadona layanan wisata domestik kami," ucapnya kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain wisata air, seperti selam bebas, Lenda menyebutkan rangkaian Pulau Bunaken, Pulau Manado Tua, dan resor Siladen masih diminati masyarakat Manado pada akhir pekan. Dia mengakui jumlah kunjungan dari luar daerah menurun karena adanya PPKM darurat. Terlebih, prosedur penyaringan dokumen kesehatan di Bandar Udara Sam Ratulangi menjadi jauh lebih ketat sejak pekan lalu. "Kami mengandalkan obyek wisata yang menonjol untuk orang sekitar."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum pandemi Covid-19 merebak, dia melanjutkan, bisnis wisata Manado sudah didominasi pengunjung domestik. Sepanjang 2019, kota tersebut dikunjungi 1,33 juta wisatawan dalam negeri, sedangkan turis asing hanya 132 ribu. Volume kunjungan domestik tergerus hingga hanya 447 ribu orang pada tahun lalu. Selama beberapa tahun terakhir, Manado pun ikut menikmati tumpahan turis lokal yang ingin melihat Likupang, satu dari lima destinasi wisata superprioritas.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bintan di Kepulauan Riau, Wan Rudi, mengatakan penyedia akomodasi wisata daerahnya kini menggencarkan promosi ke Sumatera, sambil menunggu longgarnya pergerakan pengunjung asal Pulau Jawa.
Warga melihat dua ekor bekantan di Taman Wisata Alam Kum Kum, Palangkaraya, 3 Juli 2021. ANTARA/Makna Zaezar
Penyedia kamar dan ruang acara di pusat resor Teluk Lagoi, salah satu area andalan Bintan, sempat memperoleh okupansi hingga 70 persen karena derasnya promosi diskon via media sosial dan kanal daring lainnya. Namun volumenya dipastikan merosot jauh akibat PPKM darurat. "Sekarang hanya bisa bertahan dengan sisa program diskon dan event skala kecil bersama asosiasi travel setempat," ucap dia, kemarin.
Selama paruh pertama 2021, Dinas Pariwisata Bintan berupaya memancing pemodal ke sektor akomodasi. Kabupaten yang dihuni 154 ribu penduduk itu memiliki 51 hotel dan resor dengan total 2.081 kamar. Bintan yang memiliki 61 jenis obyek wisata dan 31 agen perjalanan, dia melanjutkan, cukup menjanjikan sebagai lokasi penanaman modal.
Direktur Utama Badan Otorita Pelaksana Pariwisata Labuan Bajo dan Flores, Shana Fatina, membenarkan informasi bahwa pelaku wisata di areanya juga bertahan dengan permintaan lokal. Tapi dia memastikan PPKM berskala mikro tetap diterapkan secara ketat di destinasi populer di Nusa Tenggara Timur ini. "Harus kami sesuaikan untuk mengurangi kerumunan, misalnya dengan menutup Resor Padar Selatan."
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno menuturkan berbagai rencana pemulihan sektor pelesir, seperti program “work from Bali”, wisata vaksin, pembukaan koridor penerbangan bebas Covid-19 dari sejumlah negara, dan beberapa acara wisata di area PPKM darurat akan ditunda. Saat ini dia memberi janji mitigasi dampak PPKM darurat lewat penyaluran hibah dan insentif. "Solusi yang diharapkan adalah ditutup, tapi diberi kompensasi," katanya, kemarin.
CAESAR AKBAR | YOHANES PASKALIS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo