Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bisnis Sepekan

29 April 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lagi, Fed Pangkas Suku Bunga

BANK sentral AS, The Federal Reserve—biasa disebut The Fed—kembali menurunkan suku bunga 50 basis poin menjadi 4,5 persen. Ini berarti untuk yang keempat kalinya The Fed memangkas suku bunga dalam empat bulan terakhir. Total, bank sentral yang paling berpengaruh di dunia ini sudah menurunkan suku bunga 2 persen. Alasan utama yang mendasari keputusan itu adalah melemahnya perekonomian AS. Hasilnya memang cespleng. Indeks NASDAQ melonjak 156,22 poin (8,12 persen) menjadi 2.079,44, sedangkan Dow Jones naik 399,10 poin atau 3,91 persen menjadi 10.610,83. "Mereka telah mengambil keputusan tepat untuk memastikan kapal ini tidak tenggelam," kata Diane Swonk dari Bank One Corp., Chicago.

Keputusan The Fed itu cukup mengejutkan karena dilakukan sebelum pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan 15 Mei mendatang. Dalam pernyataannya Rabu pekan lalu, bank sentral AS memberikan kesan kuat bahwa pemangkasan suku bunga kali ini bukanlah yang terakhir. Jika kinerja perekonomian AS tak kunjung membaik, mungkin The Fed akan menurunkan lagi suku bunga. Polling Reuters menunjukkan bahwa 24 dari 25 perusahaan sekuritas di Wall Street yakin the Fed akan lagi-lagi memangkas suku bunga dalam pertemuan 15 Mei nanti.

Kesepakatan PLN dengan PLTGU Sengkang dan PLTU Paiton II

PERUSAHAAN Listrik Negara (PLN) mencapai kesepakatan dengan PT Energy Sengkang dan PT Jawa Power tentang harga listrik yang diproduksi dua perusahaan itu. PLN akan membeli listrik dari PLTGU Sengkang dengan harga US$ 0,04286 per kWh plus US$ 0,0132 per kWh untuk biaya transmisinya. Harga ini turun dari harga yang disepakati semula, sebesar US$ 0,067 per kWh. PLTGU Sengkang, yang berkapasitas 135 megawatt, akan membangun pembangkit turbin gas berkapasitas 51 MW untuk menjamin pasokan listrik di Sulawesi Selatan sampai tahun 2005. "Perjanjian finalnya akan ditandatangani akhir Juni," kata Direktur Utama PLN Edhi Widiono, pekan silam. Dari penurunan harga itu, PLN menghemat sekitar US$ 200 juta.

Selain itu, PLN mencapai kesepakatan sementara (interim agreement) dengan Jawa Power, pemilik PLTU Paiton II, yang berkapasitas 1.220 MW. Disetujui, Jawa Power akan menjual listrik ke PLN seharga US$ 0,03 per kWh jika pembangkit yang terletak di Jawa Timur itu beroperasi 80 persen dan US$ 0,0486 kalau hanya beroperasi 40 persen. Dari perjanjian ini, PLN bisa menghemat US$ 45 juta selama enam bulan. Energy Sengkang dimiliki Energy Equity (47,5 persen), El Paso Energy Int'l (47,5 persen), dan sisanya dikuasai PT Triharsa Sarana Jaya Purnama (Siti Hardijanti Rukmana atawa Mbak Tutut). Sementara itu, Jawa Power dimiliki bersama oleh Siemens Power (50 persen), PowerGen (35 persen), dan PT Bumipertiwi Tatapradipta (Bambang Trihatmodjo, sebesar 15 persen).

ADB: Pertumbuhan Indonesia Turun

BANK Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia turun dari 4,8 persen pada tahun lalu menjadi 4,2 persen tahun ini. Dalam siaran pers Kamis pekan lalu, ADB mengungkapkan, dalam jangka pendek, sejumlah faktor domestik dan eksternal menghambat proses pertumbuhan ekonomi negeri ini. Faktor itu antara lain rapuhnya keamanan, utang pemerintah dan swasta yang masih tinggi, lambannya reformasi kelembagaan, dan lemahnya sistem perbankan nasional.

Deputi Direktur ADB di Jakarta, David Jay Green, mengatakan bahwa angka pertumbuhan 4,2 persen merupakan hasil skenario optimistis. Bukan tidak mungkin angka itu lebih rendah jika ketidakpastian politik dalam negeri terus berlangsung. Sementara itu, kelesuan perekonomian Amerika Serikat juga ikut menjadi penyebab. Dalam proyeksinya, ADB meramalkan pertumbuhan ekspor Indonesia akan turun signifikan dari 28,2 persen (tahun 2000) menjadi 8,1 persen (tahun 2001).

Erry, Sebulan Lagi Harus Pergi

LEWAT rumor yang bertiup kencang, diisukan, Direktur Utama PT Timah, Erry Riyana Hardjapamekas, akan segera diganti walaupun masa jabatannya baru berakhir dua tahun lagi. Pergantian itu akan diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) 17 Mei mendatang. Tak jelas apa yang membuat Erry harus pergi. Kabarnya, ada orang-orang partai yang mengincar posisi Erry. Kabar lain menyebutkan bahwa kedekatan bekas Direktur Keuangan Timah itu dengan bekas Menteri Pertambangan dan Energi Ginandjar Kartasasmita telah membuat Istana tidak senang. Tentang ini, komentar Erry begitu enteng, "Masa, mengunjungi orang sakit tidak boleh?"

Menteri Keuangan Prijadi Praptosuhardjo kabarnya sudah mencoba membendung arus orang-orang partai ke BUMN. Dia meminta setiap BUMN menyiapkan 10 staf terbaiknya untuk mengisi pos-pos penting, termasuk PT Timah. Apakah langkah itu efektif, tunggulah sebulan lagi. Yang pasti, suara pemerintah di Timah masih sangat menentukan—karena menguasai 65 persen saham BUMN tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum