Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Turis Berkurang
Industri pariwisata belum mencatat prestasi yang menggembirakan. Sepanjang semester pertama tahun ini, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia turun 3,93 persen menjadi 2,05 juta orang. Demikian hasil pencatatan Badan Pusat Statistik di 13 pintu masuk Indonesia.
Sepanjang tahun ini, pintu masuk yang menerima kunjungan wisatawan terbanyak justru bukan Bali atau Jakarta. BPS menyebut Makassar sebagai pintu masuk yang paling sering dilalui wisatawan asing (74,44 persen). Pintu masuk yang paling sering dilalui wisatawan mancanegara berikutnya adalah Entikong (36,81 persen), dan Bali (16,25 persen).
Selama Juni yang merupakan masa liburan sekolah, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara meningkat tujuh persen dibandingkan bulan sebelumnya. Bali masih menjadi daerah yang paling diminati oleh wisatawan asing selama Juni. Sekitar 142 ribu wisatawan asing menjejali Bali pada bulan itu, atau hampir separuh dari jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia saat itu.
PPA Naikkan Target
PERUSAHAAN Pengelola Aset (PPA) dikejar target. Setoran perusahaan pengelola aset eks BPPN ini pada tahun anggaran 2004 dinaikkan dari Rp 4 triliun menjadi Rp 6 triliun. Dari jumlah itu, Rp 5 triliun berupa dana tunai. āSisanya dalam bentuk pajak dan dividen,ā kata Direktur Utama PPA Mohammad Syahrial kepada Sam Cahyadi dari Tempo.
Hingga Jumat pekan lalu, PPA sudah menyetor Rp 1,4 triliun. Setoran ini bakal bertambah karena pekan lalu pemerintah melepaskan 10,5 persen sahamnya di Bank Danamon. Hasil penjualan ini mencapai Rp 2,68 triliun, sehingga yang bakal disetor PPA sekitar Rp 4 triliun. Saat ini, PPA juga tengah menyiapkan penjualan 5,02 saham pemerintah di Bank BCA. Pemerintah menargetkan pendapatan Rp 3 triliun.
Kru Garuda Ancam Mogok
GARUDA terancam oleng setelah Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) mengancam mogok. Dengan mengklaim dukungan 700 anggota, mereka memaklumatkan ancaman itu pada Kamis pekan lalu di Jakarta. āMogok total dilakukan tiga hari mulai 14 Agustus dini hari,ā kata Ketua IKAGI Zaenuddin Malik.
Tuntutan mereka terkait dengan ketimpangan perihal jenjang karier, kompensasi, dan fasilitas kerja lainnya. Zaenuddin menyebutkan jam kerja yang bisa mencapai 21 jam sehari dan tak dihitung sebagai lembur. Selain itu, yang juga mereka tuntut perubahannya adalah aturan tentang cuti dan kompensasi kerja di hari libur yang tak sesuai dengan peraturan.
Menanggapi ancaman ini, manajemen Garuda mengaku telah mempersiapkan berbagai langkah antisipatif agar kegiatan operasional penerbangan tetap berjalan normal. āAntara lain mengaktifkan kembali para awak kabin yang selama ini bertugas di darat atau sedang cuti,ā kata Kepala Komunikasi Garuda, Pujobroto.
Tunggakan Setoran Dana Batu Bara
DELAPAN perusahaan pertambangan masih menunggak pembayaran dana hasil pro duksi batu bara (DHPB). Dari tunggakan sebesar US$ 117,07 juta (Rp 1,14 triliun), yang telah disetor ke kas negara baru US$ 62,7 juta. Sisa tunggakan harus dilunasi tahun ini. DHPB merupakan jatah pemerintah (13,5 persen) dari hasil penjualan perusahaan penambang batu bara. DHPB mencakup royalti batu bara dan dana pengembangan batu bara.
Dana tersebut seharusnya disetor langsung oleh perusahaan batu bara ke kas negara, namun ternyata banyak perusahaan yang belum menyerahkannya. Direktur Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral Simon Sembiring menyebut tunggakan itu bahkan ada yang berasal dari denda yang dikenakan empat tahun silam. Perusahaan yang masih menunggak itu, antara lain, PT Arutmin Indonesia (US$ 48,76 juta) dan PT Kaltim Prima Coal (US$ 48,02 juta).
Toshiba Perluas Pabrik
TOSHIBA Consumer Product Indonesia yang memproduksi peralatan elektronik merek Toshiba memperluas pabriknya di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Perluasan pabrik dari 25 ribu meter persegi menjadi 29 ribu meter persegi ini menghabiskan dana Rp 47,5 miliar. Rencananya, penambahan areal pabrik akan dilakukan lagi pada 2007 dengan investasi US$ 20 juta (sekitar Rp 190 miliar)
Presiden Direktur Toshiba Indonesia, Hidemori Asano, dalam acara peletakan batu pertama perluasan pabrik pada Rabu pekan lalu mengatakan, perluasan pabrik dilakukan karena permintaan terus meningkat. āKami ingin pabrik di Indonesia menjadi pusat produksi televisi (Toshiba) di dunia,ā kata Manager Factory Planning PT Toshiba Consumer Product Indonesia, Tubagus Faisal Haidar.
Ketika berdiri pada 1996, Toshiba memproduksi televisi 200 ribu unit. Kini produksinya sudah mencapai dua juta unit. Delapan puluh persen di antaranya diekspor ke Timur Tengah dan Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo