Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bos Kalbe Farma Pastikan Perusahaan Tak Pakai Bahan Baku Etilen Glikol dan Dietilen Glikol

Bos Kalbe Farma memastikan perusahaan tidak menggunakan etilen glikol dan dietilen glikol dalam obat sirup yang diduga menyebabkan gangguan ginjal.

22 Oktober 2022 | 15.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Joko Widodo (kiri) mendengarkan penjelasan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius ketika meninjau fasilitas produksi PT Kalbio Global Medika di Cikarang, Kabupaten Bekasi, 27 Februari 2018. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari PT Kalbe Farma. ANTARA/Wahyu Putro A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius angkat bicara menanggapi soal ramai pemberitaan penarikan obat sirup yang tercemar dan menyebabkan gangguan ginjal akut pada anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya BPOM telah menginstruksikan kepada industri farmasi pemilik izin edar untuk menarik lima obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol yang melampaui ambang batas aman dari peredaran di seluruh Indonesia. Industri pun diberi instruksi untuk memusnahkan seluruh bets produk itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Instruksi tersebut menindaklanjuti penjelasan Kementerian Kesehatan atau Kemenkes sebelumnya bahwa gangguan ginjal akut pada balita disebabkan oleh patogen yang menjadi cemaran obat sirop bernama etilen glikol, dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butil ether (EGBE). 

Kemenkes juga merilis daftar 91 obat sirup yang diduga menyebabkan gangguan ginjal akut pada anak. Obat itu sebagian besar merupakan obat batuk dan paracetamol. 

Pada Kamis lalu, BPOM telah mengumumkan lima produk obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol yang melampaui ambang batas aman. Kelimanya adalah Termorex Sirup (obat demam) produksi PT Konimex; Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu) produksi PT Yarindo Farmatama; Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) produksi Universal Pharmaceutical Industries.

Lebih jauh, Vidjongtius menegaskan bahwa Kalbe Farma tidak menggunakan etilen glikol dan dietilen glikol dalam sirup obat batuk yang diduga menyebabkan gangguan ginjal.

Ia menyatakan kebijakan antisipatif pemerintah terhadap pengaturan peredaran produk sediaan sirup merupakan bentuk kehati-hatian yang juga menjadi perhatian Kalbe dalam memasarkan obat kepada masyarakat.

"Kalbe mematuhi seluruh ketentuan Badan POM dan tidak menggunakan bahan baku Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)," ujar Vidjongtius dalam keterangan resmi, Sabtu, 22 Oktober 2022.

Selanjutnya: Kalbe Farma selalu menjaga kualitas dan memenuhi standar CPOB dan CDOB.

Kalbe Farma, kata Vidjongitus, selalu menjaga kualitas dan memenuhi standar pembuatan obat (CPOB) dan distribusi obat (CDOB) yang sudah ditetapkan BPOM. Selain itu, perusahaan farmasi juga akan mematuhi arahan dan permintaan BPOM untuk memeriksa kembali produk-produk Kalbe dari kandungan EG dan DEG  agar aman untuk dikonsumsi masyarakat.

Lebih jauh, Kalbe Farma juga akan akan terus berkoordinasi dengan BPOM dan pihak terkait lainnya dalam hal peredaran obat sediaan sirup sesuai dengan panduan yang ditetapkan pemerintah. Perusahaan dengan kode saham KLBF ini pun berkomitmen menjaga ketersediaan obat bagi masyarakat dan pasien yang membutuhkan.

Berdiri sejak 1966, Kalbe Farma merupakan salah satu perusahaan farmasi terbuka terbesar di Asia Tenggara. Kalbe memiliki empat divisi utama yang menangani portofolio merek yang handal dan beragam; divisi obat resep, divisi produk kesehatan yang menangani obat bebas, multivitamin dan minuman supplemen siap saji, divisi nutrisi; dan divisi distribusi & logistik.

Perusahaan juga telah mengembangkan ekosistem layanan digital bagi masyarakat yang bersifat B2B yakni EMOS dan layanan B2C yakni KlikDokter. EMOS adalah sistem aplikasi order management yang memudahkan saluran distribusi melakukan manajemen stok atau supply chain.

Sedangkan KlikDokter adalah platform digital untuk layanan kesehatan khususnya telemedicine yang menyediakan konsultasi kesehatan dan produk-produk kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.

Saat ini Kalbe Farma memiliki lebih dari 40 anak perusahaan dan 15 fasilitas produksi berstandar internasional, dan mempekerjakan sekitar 16.000 karyawan, yang tersebar di 76 cabang di seluruh Indonesia. Sejak tahun 1991, saham Kalbe Farma tercatat di Bursa Efek Indonesia.

BISNIS

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus