SUDAH hampir 6 tahun Broken Hill Proprietary (BHP) Co. Ltd.
mencoba membuka kembali Kelapa Kampit, suatu tambang tua di
Belitung, dan ditaksir sudah sekitar $ 10 juta ditanamnya di
sana. Sekarang saat mengambil keputusan baginya hampir tiba:
apakah diteruskan investasi ini atau tidak. Menjelang itu,
tersiar berita tak resmi bahwa BHP mungkin akan menarik diri.
Apa ya?
Jika ya, menurut kontrak yang ditandatangani bulan Mei 1971, BHP
boleh gulung tikar tanpa banyak rewel, sedang pemerintah Rl
tidak bisa menuntut kerugian apa pun. Bagi BHP, jika menarik
diri, investasi sekitar $ 10 juta itu akan hilang percuma.
Indonesia memang tidak akan rugi uang, tapi akan terpukul juga
karenanya, setidaknya menyangkut image, mengingat BHP adalah
terbesar di antara lebih 45 usaha investasi Australia di negeri
ini. Jadi. BHP sudah merupakan daya-tarik tersendiri bagi modal
dan teknologi Australia datang ke sini. Sejak 10 tahun terakhir
ini, seluruh rencana PMA berasal Australia yang disetujui
pemerintah RI mencapai $ 198 juta.
Kelapa Kampit adalah tambang timah di bawah permukaan tanah.
Suatu maskapai Belanda mengerjakannya selama 20 tahun sampai
1942. Kemudian ia dibiarkan terbengkalai, dan tambang itu pun
kebanjiran terus. BHP sudah berhasil mengeringkan airnya pada
awal 1975 hingga bisa meneruk biji timah. Tapi biayanya tinggi.
Rio Tinto
Sudah diadakannya pula eksplorasi untuk memperoleh endapan baru
yang dekat ke permukaan tanah. Hasil eksplorasi itu sudah
diketahui Departemen Pertambangan RI. BHP pun sudah
menyelesaikan studi penjajagan kemungkinan untuk rencana
membangun sarana produksi. Namun pengkajian itu masih di tangan
BHP yang, tentu saja, akan disampaikannya jika ia memutuskan
untuk bekerja terus. Keputusannya itulah kini yang menjadi
tanda-tanya besar.
Menurut berita tak resmi, BHP sudah memutuskan akan gulung tikar
karena tambang itu dianggapnya tak ekonomis untuk dilanjutkan.
Bila mau dilanjutkan, BHP sedikitnya perlu menambah investasi $
12 juta lagi, dan tentu akan memperoleh hak menambang selama 30
tahun.
Menjadi pertanyaan pula sekarang apakah berita tak resmi itu
sekedar mendahului langkah BHP untuk membuka perundingan baru
guna memperoleh keringanan pajak dan konsesi lebih baik? BHP
adalah anggota kontrak karya "generasi ke-2" untuk pertambangan
nonminyak.
Kebetulan Rio Tinto Zinc (modal Inggeris) dikabarkan akan
menandatangani kontrak untuk membuka pertambangan di Sulawesi
Tengah, di mana diduga ada endapan tembaga dan mineral lainnya.
Kontrak Rio Tinto ini, jika terjadi mungkin tahun ini juga, akan
sekaligus melahirkan "generasi ke-3". Ini akan menjadi contoh
perjanjian berikutnya untuk investasi pertambangan nonminyak di
masa depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini