Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Broken Hill Keluar Indonesia ?

Perusahaan BHP dari Australia akan menarik diri dari tambang timah kelapa kampit. Tambang bekas milik perusahaan Belanda itu dianggap kurang ekonomis.

19 Maret 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUDAH hampir 6 tahun Broken Hill Proprietary (BHP) Co. Ltd. mencoba membuka kembali Kelapa Kampit, suatu tambang tua di Belitung, dan ditaksir sudah sekitar $ 10 juta ditanamnya di sana. Sekarang saat mengambil keputusan baginya hampir tiba: apakah diteruskan investasi ini atau tidak. Menjelang itu, tersiar berita tak resmi bahwa BHP mungkin akan menarik diri. Apa ya? Jika ya, menurut kontrak yang ditandatangani bulan Mei 1971, BHP boleh gulung tikar tanpa banyak rewel, sedang pemerintah Rl tidak bisa menuntut kerugian apa pun. Bagi BHP, jika menarik diri, investasi sekitar $ 10 juta itu akan hilang percuma. Indonesia memang tidak akan rugi uang, tapi akan terpukul juga karenanya, setidaknya menyangkut image, mengingat BHP adalah terbesar di antara lebih 45 usaha investasi Australia di negeri ini. Jadi. BHP sudah merupakan daya-tarik tersendiri bagi modal dan teknologi Australia datang ke sini. Sejak 10 tahun terakhir ini, seluruh rencana PMA berasal Australia yang disetujui pemerintah RI mencapai $ 198 juta. Kelapa Kampit adalah tambang timah di bawah permukaan tanah. Suatu maskapai Belanda mengerjakannya selama 20 tahun sampai 1942. Kemudian ia dibiarkan terbengkalai, dan tambang itu pun kebanjiran terus. BHP sudah berhasil mengeringkan airnya pada awal 1975 hingga bisa meneruk biji timah. Tapi biayanya tinggi. Rio Tinto Sudah diadakannya pula eksplorasi untuk memperoleh endapan baru yang dekat ke permukaan tanah. Hasil eksplorasi itu sudah diketahui Departemen Pertambangan RI. BHP pun sudah menyelesaikan studi penjajagan kemungkinan untuk rencana membangun sarana produksi. Namun pengkajian itu masih di tangan BHP yang, tentu saja, akan disampaikannya jika ia memutuskan untuk bekerja terus. Keputusannya itulah kini yang menjadi tanda-tanya besar. Menurut berita tak resmi, BHP sudah memutuskan akan gulung tikar karena tambang itu dianggapnya tak ekonomis untuk dilanjutkan. Bila mau dilanjutkan, BHP sedikitnya perlu menambah investasi $ 12 juta lagi, dan tentu akan memperoleh hak menambang selama 30 tahun. Menjadi pertanyaan pula sekarang apakah berita tak resmi itu sekedar mendahului langkah BHP untuk membuka perundingan baru guna memperoleh keringanan pajak dan konsesi lebih baik? BHP adalah anggota kontrak karya "generasi ke-2" untuk pertambangan nonminyak. Kebetulan Rio Tinto Zinc (modal Inggeris) dikabarkan akan menandatangani kontrak untuk membuka pertambangan di Sulawesi Tengah, di mana diduga ada endapan tembaga dan mineral lainnya. Kontrak Rio Tinto ini, jika terjadi mungkin tahun ini juga, akan sekaligus melahirkan "generasi ke-3". Ini akan menjadi contoh perjanjian berikutnya untuk investasi pertambangan nonminyak di masa depan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus