Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manager Humas dan Kelembagaan Bulog Tomi Wijaya berharap harga beras bisa turun tahun depan. Hal ini seiring ketersediaan beras yang bisa terpenuhi dari kuota impor tambahan tahun ini dan panen tahun depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sekarang harga beras medium masih Rp 13 ribuan. Kami harap bisa kembali ke sebelumnya di Rp 10 ribu sampai Rp 11 ribu," kata Tomi di Kantor Bulog Jakarta pada Jumat, 15 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemerintah memang memberikan kuota tambahan impor beras sebanyak 1,5 juta ton kepada Bulog hingga akhir 2023. Dari penugasan tambahan tersebut, Kata Tomi, Bulog mendapatkan kuota impor 1 juta ton. "500 ribu ton masih kami kejar," kata Tomi.
Ihwal rencana impor tahun depan, Tomi mengatakan Bulog akan melihat perkembangan yang terjadi. Namun yang pasti, kata dia, Bulog masih akan mengejar sisa target dari kuota impor tambahan 1,5 juta ton.
"Maret kan ada panen raya. Jadi, nunggu perkembangannya bagaimana," ujar Tomi.
Harga beras saat ini memang masih relatif tinggi. Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) hari ini, harga rata-rata nasional beras premium naik 0,13 persen menjadi Rp 15.020 per kg. Sedangkan harga beras medium naik 0,23 persen menjadi Rp 13.220 per kg.
Tomi mengatakan ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga beras naik. Salah satunya musim paceklik atau tidak ada panen raya tahun ini hingga sekitar Maret mendatang. "El nino juga ikut memukul harga," katta Tomi.
Oleh karena itu, kata Tomi, pemerintah menggelontorkan bantuan pangan beras dan menggelar operasi pasar. Menurutnya, kedua instrumen tersebut efektif meredam gejolak harga beras.