Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Lapak Virtual Akun Gubernur

Sejumlah kepala daerah menggunakan akun media sosial pribadi untuk mempromosikan produk usaha kecil dan menengah. Berharap kepada para pengikut.

26 September 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tampilan instagram #LapakGanjar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ganjar Pranowo mensyaratkan UMKM yang ingin dipromosikan berasal dari Jawa Tengah.

  • Rizal Effendi dibantu istri dan anaknya untuk mempromosikan UMKM Balikpapan.

  • Ridwan Kamil ingin menjadi desainer sekaligus pemasar produk UMKM Indonesia, bukan hanya Jawa Barat.

EDISI demi edisi #LapakGanjar memenuhi Story akun Instagram @ganjar_pranowo. Saban Ahad, Gubernur Jawa Tengah itu menggelar barang dagangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di lapak virtualnya. Saking banyaknya, Ganjar tak tahu persis jumlah produk yang telah dijajakan. “Ribuan (mungkin),” ia bercerita kepada Tempo, Kamis, 24 September lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ganjar tidak sedang beralih profesi menjadi saudagar. Sebagai kepala daerah, dia mengaku berupaya membantu para pengusaha kecil yang kesulitan berjualan di masa pandemi Covid-19. Salah satu caranya adalah mempromosikan produk mereka di media sosial lewat akun pribadinya. Ia melihat peluang tersebut karena pengikutnya di media sosial berjibun. Akun Instagram @ganjar_pranowo memiliki 3,1 juta follower. Sedangkan akun Twitter @ganjarpranowo memiliki 1,6 juta pengikut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya, Ganjar mengungkapkan ide tersebut kepada tim media sosialnya, yang kemudian diterjemahkan menjadi #LapakGanjar. “Bocah-bocah kuwi. Aku yo ora kober (Anak-anak itu. Saya tidak sempat).” Hasilnya, meluncurlah edisi perdana pada 12 Juli lalu.

Ganjar mengungkapkan, tak sulit mendapatkan endorsement darinya. Pelaku UMKM yang menginginkan produknya tayang di akun Ganjar cukup menggamit akun tersebut dengan membubuhkan tanda pagar #LapakGanjar. Selanjutnya, tim media sosial akan mengunggah ulang unggahan tersebut. Syaratnya, mereka yang ingin memperoleh promosi harus pelaku UMKM Jawa Tengah dan menjual produk sendiri alias bukan reseller.

Yang unik, #LapakGanjar digarap dengan topik tertentu setiap pekan. Edisi ke-11 yang tayang pada 20 September lalu, misalnya, bertema kerajinan tangan. Sebelumnya, tema edisi ke-10, pada 13 September, adalah kopi produksi petani dan pengusaha kopi di Jawa Tengah. “Wow ngopi, ngopi, karena Jateng kaya kopi untuk #lapakganjar #edisi10 ini khusus bagi petani dan penjual kopi. Biasakanlah ngopi biar gak frustasi. Ayo dodolan, Laris laris laris. Kopi kopi kopi,” tulis Ganjar di @ganjar_pranowo. Ganjar menggagas sendiri tema yang bakal diangkat di setiap edisi. “Saya yang menentukan temanya,” ujarnya.

Salah satu yang menggelar dagangan di #LapakGanjar adalah Sri Ambarwati asal Salatiga. Pemilik Batik Srihanna itu tak menyangka Ganjar singgah ke galerinya. Hal itu bermula dari paket berisi masker dan sapu tangan yang dikirimkannya ke Puri Gedeh di Semarang, rumah dinas Gubernur, sebagai ucapan terima kasih. Sejak produknya dipromosikan di akun Instagram @ganjar_pranowo, jumlah pembelinya menjadi berlipat-lipat. “Omzet saya naik 350 persen,” kata Ambar tanpa bersedia menyebutkan nilai nominalnya.

Ia berkisah, pandemi Covid-19 membuat usahanya ambruk. Lantas, suatu hari, ia membaca unggahan tentang #LapakGanjar di Instagram yang mempromosikan produk UMKM. Ambar pun mencoba peruntungan.

Efeknya seperti obat: cespleng. Menurut Ambar, jumlah order yang masuk ke gerai Batik Srihanna melonjak. Pembeli datang dari berbagai kota, bahkan dari mancanegara. “Mayoritas pembeli baru,” ucapnya. Menurut dia, kebanyakan pembeli mengaku mengenal produknya dari akun Instagram Ganjar.

•••

JANGAN ngiler jika Anda membuka akun Instagram @rz_effendi58. Berbagai produk kuliner menyesaki Story akun pribadi Wali Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, itu. Seperti Ganjar Pranowo, Rizal Effendi menyempatkan diri menggelar lapak UMKM. Bedanya, Rizal tak punya tim khusus untuk merapikan lapak, bahkan membikin edisi per edisi dengan tema khusus. Ia hanya berkolaborasi dengan istrinya, Yohana Palupi Arita. Kadang anak-anaknya ikut membantu.

Rizal Effendi/TEMPO/Imam Sukamto

Lapak khusus yang mempromosikan usaha kecil di Balikpapan itu mulai tayang di @rz_effendi58 saat bulan Ramadan, Mei lalu. Saat itu, Covid-19 sudah mewabah. Sejumlah daerah menerapkan kebijakan pembatasan sosial. Untuk mencegah wabah makin luas, Pemerintah Kota Balikpapan melarang pembukaan Pasar Ramadan, yang biasanya menjadi sentra dagangan UMKM.

Walhasil, para pedagang dan pengusaha kecil kehilangan potensi pendapatan. Padahal momen menjelang Lebaran biasanya menjadi hari-hari banjir rezeki bagi mereka. Keluhan mengalir melalui media sosial dan kadang disampaikan langsung kepada Rizal. Di forum Dewan Kerajinan Nasional, Arita, sang istri, juga banyak menerima curhat.

Arita mengusulkan kepada Rizal agar membuka lapak di media sosial. “Bapak follower-nya 90 ribu lebih, saya 11 ribu. Kalau ditotal lebih dari 100 ribu. Kan, lumayan itu,” ujarnya, Kamis, 24 September lalu. Usul Arita diterima.

Arita kemudian meminta para pengusaha kuliner, perajin, dan pedagang berbagai suvenir menggamitnya di media sosial. “Masuk ke IG saya dulu, nanti saya mention ke Bapak. Jadi ke saya dan Bapak. Lumayan, bisa 100 ribu orang yang lihat,” ucapnya. Akhirnya, “Story saya dan Story Bapak penuh. Kami jadi selebgram.”

Rizal bercerita, ada yang mengeluh ingin berjualan makanan tapi tidak memiliki modal. Ada juga yang berniat membikin masker tapi tak punya kain. Rizal pun memberikan pinjaman. Ada yang diberi Rp 5 juta, ada yang Rp 10 juta. “Pakai duit pribadi. Kalau pakai dana pemerintah, kan, enggak bisa. Jadi sama Ibu dipinjami. Sampai sekarang.”

Sementara “peserta” #LapakGanjar langsung kebanjiran order, pelapak di @rz_effendi58 tak otomatis menangguk untung. Pengusaha makanan @blinjo.kuliner, misalnya, mengaku omzetnya masih sama dengan sebelumnya, tapi jumlah pengikut akunnya makin banyak. Ia berharap penjualan meningkat seiring dengan banyaknya warga Balikpapan yang mengenalnya.

•••

DALAM catatan Badan Pusat Statistik, saat ini terdapat 64 juta usaha mikro, kecil, dan menengah yang sumbangannya terhadap produk domestik bruto hampir mencapai 60 persen. Besarnya kontribusi UMKM dalam perekonomian itu yang mendorong sejumlah kepala daerah mempromosikan produk pengusaha kecil agar sektor ini kembali bergeliat setelah dihantam pandemi Covid-19.

Di Jawa Barat, Gubernur Ridwan Kamil juga menyatakan tekadnya membantu UMKM lewat akun media sosialnya. Menurut dia, ada 37 ribu UMKM di Jawa Barat yang terkena dampak pandemi. Ridwan yakin bisa mempromosikan produk pengusaha lokal kepada jutaan pengikutnya di berbagai platform media sosial.

Berbeda dengan Ganjar Pranowo dan Rizal Effendi, Ridwan memasang syarat lain: ia ingin terlibat dalam desain produk supaya memiliki ikatan dengan produk tersebut. “Selain memasarkan, saya menjadi desainer,” tuturnya. Menurut Ridwan, mungkin nanti tidak semua UMKM mendapat kesempatan untuk ia promosikan.

Ia juga mengatakan promosi ini bukan hanya untuk produk UMKM Jawa Barat, melainkan seluruh Indonesia. “Tapi prioritas Jawa Barat dulu,” ujarnya. “Jadi nanti ada edisi Ridwan Kamil untuk sepatu, jaket, desain radio, sepeda motor, dan lain-lain.” Saat ini, Ridwan sedang mengurasi produk yang akan ia promosikan. “Ini beyond marketing.”

RETNO SULISTYOWATI, JAMAL A. NASHR (SEMARANG), ANTARA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Retno Sulistyowati

Retno Sulistyowati

Alumnus Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Bergabung dengan Tempo pada 2001 dengan meliput topik ekonomi, khususnya energi. Menjuarai pelbagai lomba penulisan artikel. Liputannya yang berdampak pada perubahan skema impor daging adalah investigasi "daging berjanggut" di Kementerian Pertanian.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus