Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Membangkitkan Pariwisata Lombok dengan Resor Bintang Lima

CEO Invest Islands, Kevin Deisser, menilai minat wisatawan untuk berkunjung ke Lombok kian tinggi berkat perhelatan MotoGP Mandalika. Sebagai perusahaan properti, Invest Islands pun mencoba menangkap peluang besar industri pariwisata di sana.

30 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kevin Deisser. Dokumentasi Invest Islands

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Invest Islands sedang mengembangkan resor mewah Gran Melia Lombok.

  • Gran Melia Lombok akan mulai beroperasi pada 2025.

  • Kevin Deisser menilai potensi pariwisata Lombok akan sangat berkembang dalam waktu 10-15 tahun ke depan.

Melonjaknya minat turis untuk berkunjung ke Lombok di tengah pemulihan bisnis pariwisata tak ingin disia-siakan oleh Chief Executive Officer Invest IslandsKevin Deisser. Menurut dia, perhelatan MotoGP Mandalika pada pertengahan Maret lalu sukses mengangkat citra industri pelancongan kawasan Nusa Tenggara Barat di kancah pariwisata internasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui Invest Islands, perusahaan pengembang sekaligus broker properti yang dibangun Kevin bersama Jack Brown pada 2015, mereka mengembangkan akomodasi mewah di Lombok. Invest Islands menggandeng grup Melia Hotels International dan beberapa investor lain membangun Gran Melia Lombok Resort and Spa yang akan dibuka pada 2025. Proyek ini, kata Kevin, menjadi langkah awal Invest Islands untuk menarik lebih banyak investasi real estate ke Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bekas anggota tim pemasaran Marriott International di Mallorca, Spanyol, itu pun aktif membangun yayasan untuk membantu warga lokal di area wisata Lombok. Pekan lalu, Kevin menyempatkan diri berbincang dengan Yohanes Paskalis dari Tempo perihal rencana-rencananya di Indonesia. Berikut ini petikan wawancaranya.

Apa saja yang ditawarkan Invest Islands kepada pasar properti?
Selain menjadi pengembang properti, kami membantu investor mencari lahan yang aman dengan harga yang terjangkau di Indonesia. Dulunya kami aktif mengarahkan pemodal ke proyek infrastruktur sipil, seperti jalan, air, dan bidang kelistrikan. Tapi kemudian kami mengembangkan penawaran ke obyek yang lebih lengkap, seperti real estate. Sekarang kami juga menawarkan manajemen aset dan properti.

Bagaimana Anda melihat pasar properti di Indonesia, terutama properti yang berada di kawasan pariwisata?
Secara umum, potensi pasar di Indonesia terus berkembang. Saya lega memilih Lombok sebagai basis bisnis kami. Sekitar 7-8 tahun lalu, Lombok belum begitu dikenal di luar negeri, tapi saya merasa potensinya bagus. Setelah perhelatan MotoGP Mandalika, harapan kami mulai menjadi kenyataan.

Bagaimana alur pengembangan proyek Gran Melia Lombok Resort and Spa?
Sebelumnya, kami sudah mengelola beberapa bidang lahan di Lombok yang luas totalnya sekitar 10 hektare. Ada 10 investor klien kami yang memiliki lahan ini. Kalau ditelusuri, ternyata lokasi lahan-lahan ini berdekatan, jadi kami usulkan kepada para investor untuk membangun resor bersama. Karena jika tidak, lahan yang bagus itu hanya akan berisi beberapa vila pribadi yang tidak terhubung satu sama lain.

Kevin Deisser (tengah) bersama team Invest Island. Dokumentasi Invest Islands

Bagaimana cara tim Invest Islands merealisasi usul itu?
Kami harus ke Hong Kong dulu. Para klien kami berasal dari berbagai negara, tapi mayoritas berbasis di Hong Kong. Setelah berkumpul, kami menjelaskan konsep resor bintang lima yang kami desain bersama teman-teman dari Inspiral Architecture and Design Studios. Ternyata semua klien setuju, jadi kami menginisiasi proyek ini.
Awalnya, memang banyak yang terkejut, karena kami yang biasanya mengelola infrastruktur dasar, tapi tiba-tiba mengerjakan akomodasi bintang lima. Namun kami cukup yakin. Setelah mematangkan desain, kami menggandeng Grup Melia sejak dua tahun yang lalu dan meneken kontrak proyek ini setahun yang lalu.

Seperti apa gambaran proyek Gran Melia Lombok ini?
Ada dua area utama yang kami kerjakan di Teluk Torok, sebelah selatan Lombok. Proyeknya terdiri atas 16 hektare lahan di kawasan bukit, dan lebih dari 2 hektare lahan di area pantai. Jarak keduanya sangat dekat. Di area pantai, kami menyiapkan 25 unit akomodasi mewah, lengkap dengan beach club yang menerima tamu dari luar resor.
Sementara itu, di area bukit, kami punya 60 vila eksekutif yang sifatnya privat. Untuk memaksimalkan okupansi, vila ini bisa disewa per unit untuk rombongan besar, misalnya keluarga. Tapi bisa juga disewa per kamar pada masa sepi atau low season. Ada juga club house yang luas dengan tiga restoran berkelas, lalu fasilitas gimnasium, lokasi resepsi, spa, rekreasi air terjun, dan sebagainya.

Seberapa besar kebutuhan investasi untuk proyek Gran Melia Lombok? Apakah harganya sesuai dengan harapan klien Invest Islands?
Butuh sekitar US$ 80 juta untuk pengembangan dua area tersebut. Di negara sebesar Indonesia, harga lahan di satu lokasi jauh berbeda dengan di lokasi lainnya. Dari segi geografi, bentuk lahan Lombok sebenarnya mirip Bali, dengan pantai, dataran tinggi, dan sebagainya. Tapi harga lahan di Bali bisa 20 kali lipat lebih mahal, mungkin karena daya tarik pariwisatanya lebih besar. Harga tanah di Lombok masih tergolong lebih murah, bahkan tak semahal kota-kota di Eropa. Potensinya besar untuk dikembangkan selama 10-15 tahun ke depan.

Seberapa sulit Invest Islands mengurus perizinan untuk proyek Gran Melia Lombok?
Pemerintah lokal, seperti bupati, sangat antusias kepada pengembang seperti kami. Namun kadang kami kesulitan jika ada perbedaan koordinasi antarpejabat, misalnya dengan yang lebih tinggi di level gubernur, atau ke pejabat kecil di level dusun. Semoga komunikasinya bisa semakin baik dan mendukung bisnis para investor properti.  

Apa yang diinginkan regulator lokal?
Mereka senang karena kami pun membawa peluang lapangan kerja. Untuk membangun resor bintang lima, kami memang membutuhkan tenaga berpengalaman. Kami memakai jasa PT Tunas Jaya Sanur yang berpengalaman menggarap banyak hotel di Bali. Mayoritas tenaga konstruksi dan teknis mereka berasal dari Jawa dan Bali, tapi kami tetap bisa menyerap tenaga lokal Lombok untuk pekerjaan kecil, misalnya petugas keamanan dan katering.

Suasana kantor Invest Island di Jalan Raya Kuta, Kuta, Pujut, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Dokumentasi Invest Islands

Bagaimana Anda melihat persaingan bisnis pengelolaan hotel mewah di Lombok?
Kami melihat belum ada pesaing untuk segmen penginapan bintang lima di Lombok. Beberapa pemain yang terdekat dari kami adalah Novotel, Pullman, serta beberapa pemain baru di area Mandalika, tapi segmen yang mereka tawarkan berbeda. Kebanyakan pemain menawarkan hotel dengan banyak kamar, sementara layanan kami adalah penginapan privat. Ada juga produk serupa di kawasan Senggigi, Lombok, tapi bukan merek internasional yang bisa menjadi pesaing, sehingga kami cukup yakin bisa mendapat pasar sendiri.

Bagaimana strategi promosi Invest Islands? Apakah kondisi pasar properti dan pariwisata mulai normal?
Kami sudah menggencarkan promosi proyek kami lewat berbagai jalur pemasaran, termasuk oleh klien kami di Singapura dan Hong Kong. Karena masih dalam tahap konstruksi, kami bisa memasarkan proyek sambil menunggu pemulihan industri pariwisata. Bayangkan saja, para pengusaha hotel lain sedang berjuang merenovasi dan memperbaiki aset mereka yang vakum selama dua tahun terakhir akibat pandemi, bahkan ada yang bangkrut. Kami beruntung karena proyek Gran Melia tidak dibuka sebelum atau di tengah pandemi.

Bagaimana cara Invest Islands bertahan pada masa pandemi?
Kami mengembangkan sistem promosi yang lebih fleksibel. Dalam dunia properti, calon pembeli biasanya harus melihat langsung lahan yang kami jual, tapi hal itu sulit dilakukan pada masa pembatasan mobilitas. Akhirnya kami berinvestasi untuk meningkatkan teknologi pemasaran, misalnya dengan teknologi virtual reality 360 derajat.
Skala produk investasi pun dikecilkan agar lebih terjangkau oleh konsumen kami. Agar bertahan, kami harus proaktif mencari investor. Untuk mencari peluang investor baru, Invest Islands membuka kantor perwakilan di Bali. Kami juga berencana membuka cabang di Jakarta karena banyak sekali potensi pemodal di Ibu Kota.

Selain menjalankan bisnis properti, Invest Islands mengembangkan yayasan sosial di sekitar Lombok. Apa tujuan yayasan ini?
Sudah empat tahun Yayasan Invest Islands berdiri, jauh sebelum proyek real estate kami. Lewat yayasan, kami membangun sekolah; memberi pekerjaan dan pendapatan bagi warga lokal, terutama kaum perempuan; serta merintis program daur ulang lewat bank sampah. Alasan lain kami berkolaborasi dengan Grup Melia adalah mereka memiliki kepedulian yang tinggi pada ekosistem dan aspek sosial. Ada juga Mandala, yayasan baru kami untuk desa wisata di Lombok. Di sana, kami membangun klinik, sekolah internasional, dan proyek lain bagi masyarakat lokal.

Apa target jangka panjang Invest Islands?
Setelah merampungkan Gran Melia Lombok, masih banyak proyek menarik lain yang akan kami kejar. Kami sedang menjajaki kerja sama dengan berbagai perusahaan penyedia akomodasi lainnya yang belum bisa saya sebutkan sekarang. Namun bisnis di Lombok ini masih akan kami kembangkan hingga 20 tahun ke depan. Kami berfokus pada proyek yang bisa membawa manfaat untuk komunitas lokal.


Profil Kevin Deisser

Pendidikan:
- University of Granada, Spanyol
- HEC Management Liege, Belgia

Karier:
2011–2012, Seller Support Associate, Amazon
2012–2013, Sales Executive, Marriot Vacation Club International
2013–2014, Senior Portofolio Manager, Alternative Investment
2014–sekarang, Chief Executive Officer dan Co-founder Invest Islands

YOHANES PASKALIS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus