Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Jouska Finansial Indonesia disorotsetelah dugaan sejumlah kliennya mengeluhkan rugi puluhan juta rupiah karena berinvestasi di saham yang direkomendasikan perusahaan jasa perencanaan keuangan tersebut. Para klien tersebut mengungkapkan kekecewaan melalui akun twitter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun salah satu klien PT Jouska Finansial Indonesia, Nana Riskhi Susanti merasa puas dengan jasa konsultasi perencanaan keuangan itu. Menurut dia kepuasan dirasakan dalam hal portofolio aset riil atau tanah yang akhirnya mendapatkan harga terbaik dari penyewa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Karena saya sudah punya basis data yang jelas. Bisa jadi, kalau gak konsultasi ke Jouska, saya bisa salah harga," kata Nana kepada Tempo, Rabu, 22 Juli 2020.
Saat itu ia diberikan perhitungan berdasarkan macam-macam skenario termasuk penawaran harga sewa oleh Jouska. Menurutnya, perusahaan penasihat keuangan tersebut, tidak pernah ada masalah dalam hal perencanaan keuangan.
Dia menuturkan menjadi klien Jouska mulai Mei 2020. Nana memilih private consultation dengan difasilitasi personal financial adviser untuk beberapa bundling. Selama kurun waktu itu, dia mendapatkan mini blue print keuangan, analisis kondisi dana darurat, kesehatan finansial, dan strategi-strateginya ke depan untuk mengoptimalkan cashflow secara umum. Nana juga menempatkan dananya pada reksadana saham.
Kemarin, ramai di Twitter soal salah satu klien Jouska, Yakobus Alvin mengaku rugi puluhan juta karena dugaan masalah dalam pengelolaan dana di pasar saham. "Total kerugian saya 70 persen dari dana Rp 64 juta," kata Alvin saat dihubungi, Rabu, 22 Juli 2020.
Nana menilai, kasus Alvin tidak begitu meresahkan baginya, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi kerugian portofolio saham. Menurutnya, investasi saham risikonya tinggi, dan tidak bisa dilihat sebentar saja.
Dari kasus Alvin, dia mendapatkan pesan bahwa selain mempercayakan pada advisor, investor juga mesti memperkaya pengetahuan produk saham dan bisa memberi keputusan kalau ada kekeliruan strategi dari advisor.
HENDATYO HANGGI