Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Chef Harada Meninggal, Intip Tips Menjadi Chef

Chef Harada meninggal pada Senin, 19 Maret 2018, akibat sakit lambung. Dia terkenal dengan kelucuan dalam berkomunikasi. Simak tips menjadi chef.

20 Maret 2018 | 17.40 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Chef Harada yang di diagnosa ada virus yang bersarang di lambungnya yang sempat menjalani operasi sebanyak empat kali. Selain virus, dokter menyampaikan ada tumor di dalam usus Chef Harada. Tumor tersebut tertutup lemak sehingga sulit dideteksi. instagram.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hiromitsu Harada alias Chef Harada meninggal pada Senin, 19 Maret 2018, di Rumah Sakit Puri Cinere, Depok, karena sakit infeksi lambung yang dideritanya. Kabar duka tersebut disampaikan anak perempuan Chef Harada, Ayumi Harada, lewat akun Instagram-nya.

Baca: Istri Opick Meninggal: Pneumonia? Waspada 4 Faktor Risikonya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Chef Harada dikenal sebagai chef masakan autentik Jepang yang berkarier di Indonesia. Namanya mulai terkenal setelah ia memandu program kuliner bernama Fun Cooking dan Kungfu Chef di salah satu televisi swasta. Chef Harada mengawali kariernya di Indonesia dengan bekerja di salah satu restoran Jepang selama tiga tahun. Kemudian, ia membuka restoran sendiri, Aji-Hara, tapi bisnisnya terpengaruh krisis moneter pada 1998. Selain itu, ia pernah membuka dua restoran Jepang lain, Yuki Japanese Restaurant dan Aji-Kuu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 


William Wongso. Dok.TEMPO/ Santirta M

Chef Harada tidak hanya terkenal lantaran jargonnya yang berbunyi, “Ibu-ibu, ayo masak,” tapi juga karena keahliannya dalam memasak sehingga menjadikannya chef yang diakui masyarakat. Menurut chef sekaligus pengamat kuliner William Wongso, hal yang penting dari seorang chef adalah pengakuan terhadap keahlian dan karya-karyanya. “Chef itu adalah judul, julukan, pengakuan. Enggak bisa cuma asal masak,” kata ahli kuliner William Wongso saat dihubungi Tempo pada Selasa, 20 Maret 2018.

 Baca: Ini Dia Acara Alay yang Dimaksud Deddy Corbuzier

William Wongso mengatakan chef juga harus mampu memimpin tim di dapur agar proses pembuatan atau penciptaan makanan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Bahkan, chef mungkin saja tidak memasak saat di dapur. Ia hanya bertugas menginstruksikan tukang masak yang ada dalam timnya untuk mengolah resep yang sudah ia kreasikan terlebih dahulu.

Jadi, ada banyak kemampuan yang harus dimiliki seorang chef selain kemampuan yang memadai. “Menjadi seorang chef itu butuh komitmen, ketekunan, passion, dan kemauan untuk terus belajar teknik-teknik baru,” kata William Wongso.

Baca: Orang Tua-Anak Sering Konflik, Pentingnya Belajar Jadi Orang Tua

Dari segi kesulitan, Chef William mengatakan seorang chef akan terus dihadapkan dengan tantangan karena hal itu merupakan bagian dari profesinya. Ia harus berpengalaman serta mendapat pengakuan atas kreasi dan pencapaiannya. “Dia harus tau apa yang dikuasainya,” kata ahli di bidang kuliner Eropa dan Asia tersebut.

ANASTASIA PRAMUDIA DAVIES | FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus