Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Cina Bakal Bangun Pabrik Petrokimia di Kaltara, Luhut: Jangan Sampai Ada Macam-macam

Cina sudah mengkonfirmasi bakal membangun pabrik petrokimia di Kalimantan Utara atau Kaltara.

22 Februari 2024 | 10.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden RI Joko Widodo (kedua kiri) saat meninjau proyek pembangunan Kawasan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, Selasa 28 Februari 2023. ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden RI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim Tiongkok sudah mengkonfirmasi investornya bakal membangun pabrik petrokimia di Kalimantan Utara (Kaltara). Karena itu ia mengingatkan agar tidak ada gangguan gangguan macam-macam agar investasi ini dapat terlaksana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Luhut mengklaim, investasi Cina untuk membangun pabrik petrokimia ini termasuk investasi jumbo yang akan masuk ke Indonesia dalam waktu dekat. Pemerintah, kata Luhut, telah memberikan izin kepada Cina untuk membangun pabrik petrokimia di Kaltara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Saya bilang tadi yang (pabrik) petrokimia di Kaltara. Makanya mereka  sudah dikasih green light (lampu hijau) untuk masuk ke Indonesia. Tinggal kita tunggu, jangan sampai ada macam-macam lagi ke depan," ujar Luhut dalam keterangannya di video yang diunggah melalui akun instagram @luhut.pandjaitan pada Rabu, 21 Februari 2024. 

Luhut mengatakan, dirinya senang karena meski semua negara di dunia sedang mengalami gejolak perekonomian, Cina tetap akan membangun pabrik petrokimia di Indonesia. 

"Saya senang lagi kemarin, walaupun di Tiongkok atau semua dunia mengalami ekonomi agak sulit, mereka juga sudah (sampaikan) petrochemical yang akan dibangun juga akan tetap dilanjutkan," ucap dia. 

Selain proyek pabrik petrokimia, Luhut menyebut, proyek downstreaming atau hilirisasi stainless steel juga akan masuk ke Indonesia.

"Dan begitu juga proyek-proyek lain misalnya downstreaming dari stainless steel yang menjadi garpu sendok suntik jarum suntik dan sebagainya," ucap Luhut. 

Luhut mengklaim, investor di bidang downstreaming stainless steel ini ingin segera berinvestasi di Indonesia. Nantinya, akan ada kawasan khusus yang disiapkan untuk proyek downstreaming stainless steel.

"Itu mereka sudah minta ingin masuk dan kita akan bikin kawasan khusus untuk ini, sehingga UMKM itu akan mendapat peluang juga untuk nanti ya ada di situ," kata Luhut.

Sebelumnya Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan investor China akan melakukan seremoni tanda dimulainya pembangunan atau groundbreaking di kawasan industri Kalimantan Utara (Kaltara) pada Desember 2023.

“Kita membahas dengan empat CEO besar, yang akan melakukan investasi di kawasan industri Kaltara dan mereka akan melaksanakan ‘groundbreaking’ setelah beberapa syarat internal dari China selesai, kemungkinan besar Desember tahun ini,” kata Bahlil pada Jumat, 28 Juli 2023. 

Menurut Bahlil, di kawasan industri Kaltara juga akan dibangun hilirisasi industri menggunakan Energi Baru dan Terbarukan untuk produk petrokimia, dan baterai mobil listrik.

"Saya pikir mereka akan kerja sama dengan Adaro (Adaro Energy), dan ini akan diselesaikan bersama," ujar Bahlil.

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Utara, nilai jual potensi investasi di Kalimantan Utara mencapai lebih Rp10 triliun.

“IPRO (proyek investasi yang siap ditawarkan) meliputi berbagai sektor yakni infrastruktur, pertanian ketahanan pangan, industri hilirisasi, pariwisata, energi dan kawasan industri hijau,” kata Kepala DPMPTSP Kalimantan Utara, Ferry Ferdinand Bohoh di Tanjung Selor, Senin, 21 Agustus 2023. 

DPMPTSP Kalimantan Utara mencatat sejumlah potensi investasi di provinsi ini. Pertama adalah Pembangkit Listrik tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan 9.000 Mega Watt di Kabupaten Bulungan. Kedua, terdapat investasi PLTA Mentarang Induk di Kabupaten Malinau yang telah di-grounbreaking oleh Presiden Joko Widodo. Adapula, Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (sekarang disebut Kawasan Industri Hijau Indonesia/KIHI) merupakan Proyek Strategis Nasional dengan target luas lahan mencapai 30.000 hektare (Ha). Pengembang kawasan ini adalah Grup Adaro

YOHANES MAHARSO | ANTARA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus