Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah belum selesai mengkaji pembengkakan biaya (cost overrun) pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Kebutuhan pembangunan proyek berskala jumbo itu estimasinya menggendut US$1,1-1,9 miliar dari perhitungan awal atau sekitar Rp16,3 triliun atau setara dengan Rp28,2 triliun dengan asumsi kurs Rp14.800.
Apakah Cost Overrun itu?
Lantas apa itu cost overrun yang disebut-sebut sebagai pembengkakan biaya? Dan mengapa hal ini dapat terus terjadi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan jurnal yang terbit pada tahun 2019, cost overrun merupakan pembengkakan biaya yang terjadi karena adanya perbedaan antara biaya aktual dalam proses penyelesaiannya dan biaya anggaran awal. Proyek kontruksi yang sederhana hingga yang lebih kompleks berpeluang terkena cost overrun apabila terjadinya kinerja yang buruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain terjadi pada sistem transportasi, pembengkakan biaya biasanya terjadi pada proyek seperti pembangkit nuklir dan minyak atau platform gas. Akibatnya, banyak organisasi konstruksi perlu memutar otak untuk menghadapi beban keuangan yang berpotensi membuat terjadinya kepailitan atau kebangkrutan.
Dua hal yang paling utama penyebab terjadinya cost overrun ialah ketidakakuratan merancang biaya bias optimisme, serta yang kedua ialah representasi yang salah dalam menyusun strategi biaya.
Namun ada juga faktor lain yang berpengaruh besar seperti munculnya eskalasi harga, desain perencanaan yang buruk, rencana keuangan yang tidak memadai, sampai kurangnya kordinasi administrasi dalam perusahaan.
Setiap proyek memiiki penyebab prakiraan ketidakakuratannya masing-masing. Begitu pula dengan kehadiran faktor eksternal seperti perubahan struktur pemerintahan, pajak dalam suatu negara, perubahan kelembagaan yang mengancam perencanaan dan pelaksanaan proyek.
Oleh karena itu, cost overrun dapat dikendalikan dengan menguasai pemahaman terhadap prioritas yang diperlukan perusahaan. Lalu ekplorasi prediksi cost overrun dan mengetahui akar penybebab cost overrun perlu dikuasi. Hal ini membantu penyeleasaian cost overrun terhadap arus kas yang terkait dengan kemajuan konstuksi ke depannya.
Dengan demikian, peluang risiko dan ketidaktepatan biaya akan dipertimbangkan dan mengambil keputusan terbaik. Cara tersebut dapat diraih juga dengan mentapkan kerangka kerja untuk kinerja biaya proyek konstruksi secara umum dan detail cost overrun itu sendiri.
FATHUR RACHMAN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.