RAPOR pemerintah, menurut Bank Dunia, rupanya dianggap cukup baik. Buktinya, IGGI, Kelompok Negara-Negara Donor untuk Indonesia, pun dalam sidangnya di Den Haag pekan lalu, dengan cepat meluluskan pemberian pinjaman US$ 2.459,69 juta. Komitmen kredit lunak untuk tahun anggaran berjalan ini, memang, lebih besar hampir US$ 220 juta dibandingkan komitmet untuk tahun anggaran sebelumnya. Menurut Eegje Schoo, Menteri Kerja Sama Pembangunan Luar Negeri Belanda, kenaikan sebesar itu diperlukan Indonesia "untuk memelihara momentum pembangunannya". Kendati ekonomi dunia masih belum pulih benar dari sodokan resesi, katanya, Indonesia harus tetap mampu memelihara tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 5% setahun selama repelita IV (1984-1990). Selama itu pula, Jakarta masih memerlukan pinjaman resmi berjangka menengah dan panjang dala jumlah besar terutama dari IGGI. Sesudah komitmet di Den Haag pekan lalu itu ditandatangani, menurut Bank Dunia, pemerintah masih perlu lagi mencari komitmen kredit baru dari IGGI sejumlah hampir US$ 5 milyar untuk dua tahun anggaran mendatang. Seperti juga pinjaman sebelumnya, kredit berbunga lunak itu biasanya digunakan untuk membiayai proyek-proyek padat karya yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat luas. Ada 47 proyek pertanian, pengairan, industri, pertambangan dan energi, pariwisata dan perhubungan yang, antara lain, akan mendapat cucuran dana dari IGGI, tahun anggaran ini. Dalam kaiatan itu, antara lain, disebut pembangunan jalan layang Cawang sepanjang 817 meter, proyek pelabuhan feri Bakauhuni (Lampung) dan Merak (Ja-Bar), yang bakal mendapat pinjaman dari Jepang. Melalui badan Dana Kerja Sama Ekonomi Luar Negeri (OECF) Jepang, pembangunan jalan layang Cawang, misalnya, menurut rencana akan mendapat pinjaman lunak 4,7 milyar yen. Pembangunan jalan layang (Jakarta Interchange I) ini, yang dimulai dua tahun lalu, sebagian besar biayanya (hampir 70%) memang akan ditanggung 0ECF, yang diberikan secara bertahap. PT. Jasa Marga pengelola tunggal bebas hambatan itu, belakangan ini, beruntung pula mendapat pinjaman dari AS (USAID), Kuwait, Bank Pembangunan Asia, Jerman Barat, dan Arab Saudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini