Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Konglomerat Dato Sri Tahir mengaku kurang mengerti teknologi. Padahal dia tercatat menempati posisi 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun 2017. Kekayaan Tahir tercatat mencapai angka US $ 3,5 miliar per Desember 2017.
Baca: Selain Dato Sri Tahir, Ini Deretan Pengusaha yang Tukar Dolar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tahir mengatakan ia kurang paham terhadap teknologi teranyar saat ditanya awak media soal ada tidaknya rencana dia merambah bisnis teknologi digital. "Saya kurang mengerti teknologi. Saya ini gaptek (gagap teknologi), cuma bisa sms dan terima telpon," ujar dia saat ditemui di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Senin, 15 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk membuktikannya, Tahir pun menunjukkan ponsel satu-satunya yang dimiliki. Ia mengatakan ponsel merek Apple Iphone itu sudah lama digunakan dan belum berencana diganti.
"Handphone saya cuma satu, itu juga cuma ngerti isi baterai dan tidak," kata dia sembari berkelakar. "Ini Iphone lama, saya belum berencana upgrade, kan duitnya sudah saya tukar ke rupiah."
Ihwal pengembangan teknologi dari unit-unit usahanya, Tahir mempercayakan hal tersebut kepada jajaran direksi yang bertanggung jawab. "Jangan tanya soal teknologi, nanti saya kelihatan bodoh."
Tahir, yang merupakan CEO Mayapada Group, baru saja mengumumkan aksinya menukarkan dolar ke rupiah. Ia merinci, dolar yang ditukar ke rupiah adalah dolar AS sebanyak US$ 93 juta dan dolar Singapura SG$ 55 juta. Apabila dikonversi ke rupiah, uang itu ekuivalen sekitar Rp 2 triliun.
Tahir adalah seorang konglomerat yang menempati posisi 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes pada tahun 2017. Kekayaan Tahir tercatat mencapai angka US $ 3,5 miliar per Desember 2017. berdasarkan situs Forbes teraktual kekayaan Tahir saat ini bisa mencapai US$ 3,8 miliar.
Melejit lewat Mayapada Group, pria kelahiran Surabaya 66 tahun silam ini memiliki sejumlah unit usaha di Indonesia meliputi perbankan, media, properti, rumah sakit, hingga toko bebas pajak. Tahir juga dikenal dengan sejumlah aksi filantropinya melalui Tahir Foundation, misalnya memberikan bantuan sebesar US$ 111.000 kepada 12 Tenaga Kerja Indonesia di Amman, Yordania, yang gajinya tidak dibayar majikan pada September 2017.
Salah satu aksi filantropi Tahir yang dikenal adalah kala ia menyumbang US$ 75 juta kepada The Global Fund untuk melawan TBC, HIV dan Malaria di Indonesia. Ia juga sempat tercatat menyumbang kepada National University of Singapore sebesar seperempat triliun rupiah untuk riaet lembaga pengembangan ilmu kedokteran di sana.
Pada 2014, Tahir juga mengucurkan dana US$ 3,27 juta untuk beasiswa bagi mahasiswa tidak mampu yang tersebar di sepuluh perguruan tinggi di seluruh Indonesia.