EKSPANSI tampaknya sudah merupakan tekad Danamon, bank swasta dengan aset kedua terbesar, setelah BCA. Bank ini pekan silam meresmikan Danamon Finance Company Limited (DFCL) di kawasan Harcourt Road, Hong Kong. Sebagai deposit taking company kalau di Indonesia sama dengan lembaga keuangan bukan bank saham DFCL 99% dimiliki Bank Danamon, sisanya 1% di tangan Usman Admadjaja. Menurut Direktur Pelaksana Bank Danamon, Jusuf Arbianto, ''DFCL mengutamakan produk inti di bidang trade finance serta penerimaan deposito.'' Jika DFCL beroperasi, akhir Juli ini, ''nanti para nasabah kami di Hong Kong tetap terjaring dan tidak pindah ke bank lain,'' Jusuf berharap. Sejak 1991, Bank Danamon memang sudah punya kantor perwakilan di Hong Kong. Namun, karena berupa bank, diharamkan melakukan transaksi bisnis. Maka, melalui jaring DFCL ini, Jusuf berharap, kalangan bisnis di kawasan Cina Daratan dan Taiwan juga tersedot. Segala bentuk transaksi juga bisa diatur via kantor di Hong Kong negeri yang belakangan dipandang sebagai pusat keuangan di Asia. Klop sudah. Apalagi, ''Volume perdagangannya kian meningkat,'' kata Jusuf. Setelah mengakuisisi total saham Bank Sampoerna yang terjerat kredit macet November tahun lalu, Danamon terus berkibar. Bank yang bulan lalu membagikan dividennya Rp 150 per lembar saham ini, kredit macetnya tak sampai 5% dari total pinjaman sebesar Rp 3,6 triliun yang telah disalurkan. Kini, di samping mempunyai DFCL, Danamon sudah memiliki 220 kantor cabang termasuk perwakilan di Hong Kong dan cabang Caymand Islands di British West Indies.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini