Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti lokomotif kereta jarak jauh, PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA kini tengah melaju kencang. Dalam dua tahun terakhir, pabrik kereta api kebanggaan Indonesia ini sukses mencetak pesanan dari dalam dan luar negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah merampungkan produksi kereta ringan atau light rail transit (LRT) jalur Palembang, anak usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI itu kini mengejar tenggat pembuatan LRT untuk jalur Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek). Pada saat yang bersamaan, pabrik INKA di Madiun, Jawa Timur, juga mengerjakan pesanan kereta dari sejumlah negara, seperti Bangladesh dan Filipina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sosok utama di balik semua kesibukan ini adalah Budi Noviantoro, yang menjabat Direktur Utama INKA sejak Januari lalu. "Sambil produksi berjalan, kami terus kejar pesanan baru. Tak boleh berhenti," kata dia kepada wartawan Tempo, Yohanes Paskalis. Dalam wawancara yang berlangsung di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin pekan lalu, Budi memaparkan beberapa strategi INKA. Berikut ini petikannya.
Proyek apa saja yang sedang dikerjakan INKA saat ini?
Yang paling dekat adalah LRT. Namun KAI juga memesan kereta penumpang, juga 10 kereta rel diesel (KRD) untuk mengganti unit-unit yang dipakai di jalur lokal (jarak dekat). Nanti penarik gerbong kereta lokal adalah KRD. Sudah mulai dipakai di Padang (Sumatera Barat). Tahun depan akan ada pesanan kereta rel listrik (KRL) karena jalur komuter Jakarta sudah tak boleh memakai kereta bekas dari Jepang lagi. Di jalur komuter Jabodetabek ada lebih dari 1.000 unit KRL yang akan diganti dalam beberapa tahun ke depan.
Bagaimana persiapan LRT Palembang setelah dicoba Presiden Joko Widodo pada 13 Juli lalu?
Ada tujuh train set buatan kami yang sudah disiapkan di sana. Kereta pertama sampai empat sudah diproses sertifikasinya, tinggal set kelima sampai ketujuh. Butuh proses bagi teman-teman dari Kementerian Perhubungan karena (sertifikasi) LRT baru berlangsung kali ini di Indonesia. Apalagi kami memakai narrow rail 1.068 milimeter (mm), berbeda dengan kereta ringan lain di dunia yang biasanya memakai rel standar 1.435 mm.
Kapan LRT pertama di Palembang beroperasi?
Target yang sudah ditetapkan bersama yakni pada 26 Juli atau paling lambat akhir bulan ini. Saya harap tak sampai Agustus, tapi terserah Kementerian Perhubungan. Sepertinya nanti saat Asian Games LRT akan menjadi transportasi pendukung, gratis.
Mengapa proses sertifikasi LRT berlangsung lama?
Sebenarnya tidak, tapi antre. Bukan cuma LRT, ada kereta penumpang dan armada lain yang sebelum diluncurkan harus disertifikasi. KAI saja punya pesanan 438 kereta penumpang atau 38 train set. Saat ini baru 10 set yang beroperasi dan ada 13 atau 14 set yang sedang menjalani sertifikasi. Bergantian prosesnya.
Anda optimistis LRT pertama bakal sukses beroperasi?
Tak semua sempurna saat pertama kali muncul. Satu atau dua kekurangan masih wajar. Saat ini fasilitas produksi INKA juga masih berkembang. Hujan atau panas, kami harus jalan. Produk mobil saja ada yang ditarik karena dianggap gagal produksi. Menurut saya, kita harus berani membuat dulu, mengembangkan lebih mudah. Saya mendorong semua awak INKA berani berinovasi dan menerima tantangan. Sebagai contoh, LRT kami pakai narrow rail 1.068 mm yang berbeda dengan kereta ringan lain di dunia.
Bagaimana dengan produksi LRT di daerah lain, seperti di Jabodebek?
LRT Jabodebek baru 15-20 persen. Kami harus mencocokkan komponen dan desain teknologinya. Bodi kereta masih kami bangun dan banyak komponen utama yang belum selesai. Tapi timeline (rencana kerja) tetap sesuai dengan rencana. Kami harap akhir tahun ini pekerjaan utama rampung agar pada Juli 2019 semua selesai.
Apa strategi Anda dalam membagi sumber daya untuk mengerjakan pesanan dari dalam negeri dan luar negeri?
Kami membatasi kontrak pertama dengan Bangladesh, sebanyak 250 kereta penumpang. Nanti, kontrak kedua 250 unit lagi. Bodi kereta sudah kami kerjakan. Akhir Juli, 50 unit selesai. Ada beberapa yang masih menunggu persetujuan pihak pembeli. Dengan Filipina, kontrak pertama 2 unit KRD atau satu set isi empat kereta. Di kontrak kedua, ada 4 KRD, ditambah 3 lokomotif diesel hidrolik dan 15 kereta penumpang. Karena delivery mulai Juni tahun depan, paling tidak unit KRD menjadi prioritas.
Berapa nilai kontrak pesanan asing saat ini dan bagaimana target Anda ke depan?
Pesanan 250 kereta dari Bangladesh Rp 1,6 triliun, sedangkan Filipina Rp 800 miliar. Kini, kami menawarkan ke Thailand. Thailand itu bisa menjadi pintu gerbang kami untuk menembus pasar Asia. Sangat menjanjikan. Misalnya untuk menembus pasar komponen di Malaysia, Vietnam, Laos, dan Kamboja.
INKA sedang membangun pabrik baru di Banyuwangi. Apa target Anda?
Peletakan batu pertamanya pada Oktober mendatang. Dengan pabrik seluas 83 hektare, kami menargetkan bisa menyelesaikan empat kereta per hari, dua kali lipat dari pabrik di Madiun. Tahun depan harus sudah bisa dipakai, kalau tidak, kami susah mengejar target pemesanan. Sekarang pengoperasian pabrik INKA 24 jam penuh dengan tiga shift dan tak pernah berhenti mesinnya. Kami kini punya 1.600 pekerja. Karyawan untuk pabrik baru bisa tiga kali lebih banyak dari pabrik pertama.
Seperti kualitas tenaga kerja perkeretaapian yang ada saat ini?
Banyak anak muda belum siap. Kami sempat berbincang soal ini dengan Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi. Banyak anggaran di Kementerian dipakai untuk penelitian dan hanya 10-20 persen yang menjadi barang. Daripada untuk diskusi, lebih baik dipakai untuk program pendukung industri. Saya sarankan kita berfokus menjadikan perguruan tinggi untuk pengembangan proyek tertentu. Misalnya Universitas Indonesia mengembangkan mesin dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember bidang infrastruktur.
Pekerja bersertifikasi sudah cukup?
Di INKA sudah cukup, tapi mungkin di pemerintah dan operator belum. Pendidikan karyawan juga masih "gado-gado". Harus diarahkan melalui pendidikan khusus sebagai regulator kereta api, operator, atau industri lewat politeknik.
Budi Noviantoro
Tempat, tanggal lahir: Bojonegoro, Jawa Timur, 17 November 1960
Pendidikan: Sarjana Teknik Sipil Jurusan Hidrolika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (1985)
Karier:
- Direktur Logistik dan Pengembangan Usaha PT Kereta Api Indonesia (Persero) (2014)
- Pelaksana tugas Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) (2018)
- Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) (2018)
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo