Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra berencana mengkaji ulang keberadaan anak-cucu perusahaan yang saat ini masih eksis. Kebijakan itu dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja perseroan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Untuk anak usaha, kita akan lihat (kaji), apakah anak usaha dimasukkan kembali ke induknya untuk mengurangi exposure," ujar Irfan di kantornya, Tangerang, Kamis, 23 Januari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Irfan mengatakan ide ini berasal dari inisiatif dewan direksi baru. Setelah melakukan konsolidasi, dewan menyepakati sejumlah poin kebijakan ke depan, termasuk mengevaluasi anak-cucu usaha.
Salah satu anak usaha yang berpotensi akan dikaji ulang adalah perusahaan yang bergerak di sektor perhotelan, yakni Inna Garuda. Meski begitu, Irfan mengakui masih terlalu dini untuk membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang ada.
"Kami masih perlu kajian soal ini. Kami ingin menciptakan solusi atas permasalahan," ujarnya.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara atau BUMN sebelumnya menyatakan akan menutup anak hingga cucu usaha Garuda Indonesia yang tak mampu mendulang untung. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan kementeriannya sedang melakukan kajian ulang atau review.
"Kami akan review semua (anak dan cucu usaha). Kalau ada anak usaha yang tidak produktif, ya kita akan tutup lah. Kita lihat terlalu banyak, ada cicit segala," ujar Kartika seusai menggelar rapat bersama di kantor Kementerian Bidang Maritim dan Investiasi, Jumat, 13 November 2019.
Saat ini terdapat lebih-kurang tujuh anak usaha Garuda Indonesia yang tercatat dalam lama resmi perusahaan maskapai pelat merah. Ketujuh anak usaha itu adalah PT Aerowisata, PT Sabre Travel Network Indonesia, dan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMFAA).
Kemudian, PT Aero Systems Indonesia (ASYST), PT Citilink Indonesia, dan Garuda Indonesia Holiday France. Terakhir, Garuda juga melahirkan anak usaha PT Gapura Angkasa.
Namun belakangan, saham mayoritas Gapura Angkasa dicaplok oleh PT Angkasa Pura II setelah Kementerian BUMN melakukan evaluasi terhadap perseroan. Selain anak usaha, Garuda tercatat memiliki sejumlah cucu hingga cicit usaha. Saat ini terdapat sekitar 19 cucu usaha Garuda Indonesia.