Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Ekonom: Kelompok Menengah Bawah Paling Menanggung Kenaikan Harga Beras

Ekonom dari Indef Rusli Abdullah mengatakan kelompok menengah bawah paling menanggung kenaikan harga beras. Apa sebabnya?

22 September 2023 | 08.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pembeli tengah memilih kualitas beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Jumat 1 September 2023. Secara bulanan, inflasi beras pada Agustus 2023 sebesar 1,43 persen merupakan tertinggi sejak Maret 2023. Sebelumnya, pada Februari 2023, harga beras mengalami inflasi sebesar 2,34 persen. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah mengatakan kelompok menengah bawah paling menanggung kenaikan harga beras. Apa sebabnya?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Jadi saya menghitung perbandingan harga ya, 2 Januari 2023 sampai kemarin (20 September 2023)," kata Rusli dalam diskusi yang diunggah di laman YouTube Indef pada Kamis, 21 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rusli membandingkan harga beras di pasar tradisional, pasar modern, pedagang beras besar, dan di tingkat produsen. Adapun data tersebut diolah dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional Bank Indonesia atau PIHPS BI.

"Kenaikan harga beras di pasar tradisional lebih gede dibandingkan pasar modern. Ini harga beras rata-rata nasional," beber Rusli.

Dia menjelaskan, kenaikan harga beras di pasar tradisional adalah 12,65 persen, sedangkan di pasar modern sebesar 8,82 persen. Adapun kenaikan harga beras di pedagang besar adalah 12,77 persen dan di tingkat produsen 7,58 persen.

"Dari sini kita bisa melihat bahwa orang yang paling menanggung kenaikan harga itu adalah kelompok menengah bawah," tutur pengamat pangan ini.

Menurut Rusli, kelompok menengah bawah yang dulunya menikmati harga beras misalnya Rp 12.600 per kilogram, tiba-tiba dihadapkan dengan kenaikan sehingga menjadi Rp 14.000 di pasar tradisional.

Dengan begitu, alokasi pendapatan kelompok menengah bawah berubah. Rusli menilai, pendapatan yang harusnya untuk non-beras akan tergerus untuk mengkompensasi kenaikan beras. 

"Beda dengan kelas menengah atas yang mereka biasanya belanja beras di pasar modern, yang menanggung kenaikan 8,82 persen," tutur dia.

 

Amelia Rahima Sari

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus