BENDERA Jepang berdampingan dengan Sang Merah Putih, di aula lantai 5 Gedung Bimantara Citra, Jakarta, Selasa pekan silam. Hari itu, melalui upacara sangat singkat, telah ditandatangani pembentukan PT Styrene Monemer Indonesia -- sebuah perusahaan yang akan memproduksi styrene monemer, yaitu bahan campuran pembuatan karet ban. Karet conveyor atau ban berjalan, misalnya, harus dibuat dengan menggunakan bahan campuran itu. PT Styrene Monemer Indonesia adalah gabungan para raksasa: PT Bimantara Citra dan Salim Group (pihak Indonesia, dalam persatuan PT Bimalindo Citra Industri/PT Petrolindo Citra Industri, sebagai pemilik 20%) bergandengan dengan Toyo Menka Kaisha Ltd. dan Idemitso Petrochemical Co. Ltd. (dua perusahaan Jepang ini berandil 80%). Pabriknya, dengan investasi US$ 100 juta dan direncanakan selesai 1992, akan dibangun di Merak, berkapasitas 100 ribu ton styrene per tahun (untuk ekspor 50%, domestik 50%). Titik impasnya, kata wakil Bimalindo Citra, George Hardjosoesilo, 60-70% dari kapasitas. "Setelah enam tahun berjalan, pabrik ini akan menguntungkan," kata George kepada wartawan TEMPO Moebanoe Moera. Untuk investasi itu, dananya dari kredit komersial sejumlah bank Jepang, berjangka delapan tahun. Lisensi teknologinya dari Monsanto Lumus (AS) dan pemasaran ekspor ditangani Toyo Menka, yang memiliki jaringan pemasaran sangat kuat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini