Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menceritakan pengalamannya mendukung usaha mikro, kecil, menengah atau UMKM untuk meningkatkan nilai tambah di tengah pandemi Covid-19. Ganjar mengatakan salah satu langkah yang dilakukan Pemerintah Jawa Tengah adalah menggelar acara bertajuk “Kembulan Digital”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perhelatan yang mempertemukan para pelaku UMKM ini menjadi wadah bagi pengusaha kecil untuk saling bertukar pengalaman secara virtual. Dalam beberapa kesempatan, menurut Ganjar, terdapat kisah menarik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menceritakan pengalaman seorang pengusaha keripik tahu yang mencoba meningkatkan nilai jual produknya melalui perbaikan packaging atau kemasan. Dibantu tim kreatif dengan kemampuan di bidang desain yang digandeng pemerintah setempat, pelaku usaha itu bisa menaikkan harga produknya hingga Rp 13 ribu per bungkus dan laku di pasaran.
“Jadi ada orang jual keripik tahu harga Rp 7.000 dibungkus plastik. Terus kami buatkan desain untuk packaging-nya. Bungkusnya bagus, isinya lebih kecil, harganya lebih mahal jadi Rp 20 ribu. Tapi ini lebih laku,” kata Ganjar dalam diskusi virtual bersama Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada atau Kagama, Sabtu, 20 Februari 2021.
Ganjar mengatakan sebagian besar persoalan yang dialami UMKM saat ini bukan masalah permodalan atau uang, melainkan pemasaran. Ia menyebut sebanyak 51 persen UMKM mengalami kesulitan memasarkan produknya hingga memperoleh market.
Di masa pandemi, UMKM mengalami hambatan untuk memasarkan produk karena sejumlah agenda promosi offline atau konvesional--seperti pameran--dihentikan. Sementara itu ia mengakui, tak banyak pengusaha yang bisa langsung beradaptasi dengan melakukan promosi lewat saluran digital atau memanfaatkan platform berbasis teknologi lainnya.
“Kemampuan adaptasi UMKM untuk penggunaan teknologi masih rendah dan inovasi produk juga gap-nya rendah sekali. Kita butuh mendampingi mereka,” ujar Ganjar.
Ganjar menjelaskan, dalam upaya membantu pemasaran produk UMKM, ia secara pribadi membuka ruang promosi lewat akun media sosial Instagram-nya. Memanfaatkan jumlah pengikut yang mencapai 3,3 juta; Ganjar mempromosikan berbagai produk lokal melalui unggahannya bertagar “lapak Ganjar” setiap sepekan sekali pada hari Minggu .
“Kira-kira sudah 31 edisi lapak ganjar saya dorong mereka jualan. Ini postingan ringan, tapi saya mencoba menyerap persoalan dengan media informasi private. Dengan follower yang lumayan, kita jualan produk dan laku,” katanya.
Metode promosi yang dilakukan sejak Oktober ini masih terus berjalan dan akan terus dilanjutkan. Ganjar mengklaim antusiuasme masyarakat dan pelaku usaha terhadap metode pemasaran melalui media sosial pribadinya itu cukup tinggi.
“Dari sini lalu di-scanning dan dibuat program-program yang membantu UMKM. Ini mengubah paradigma pedagang untuk mau pindah ke (promosi) digital,” kata Ganjar.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA