Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Gebrakan dm mengatrol dolar

Bank sentral jerman barat (bundesbank) menurunkan suku bunga 0,25% untuk pinjaman jangka pendek. tindakan lain, memberi subsidi terhadap kredit investasi yang diperlukan perusahaan menengah dan kecil.

19 Desember 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENURUNAN nilai dolar sempat tertahan buat sementara ketika bank-bank sentral di Eropa secara serempak menurunkan suku bunga minggu lalu. Bank-bank sentral Prancis, Belanda, dan Jerman Barat menurunkan suku bunga dengan 0,25% untuk pinjaman jangka pendek. Yang paling berarti dalam tindakan ini adalah kesediaan Bank Sentral Jerman Barat (Bundesbank) untuk akhirnya menurunkan suku bunganya. Selama berbulan-bulan Jerman Barat didesak AS untuk menurunkan suku bunga untuk membantu stabilisasi kurs dolar dan memulihkan ekonomi. Jerman Barat selalu menolak desakan ini dengan alasan bahwa tingkat bunga di sana sudah sangat rendah, dan bahwa bila suku bunga diturunkan, nilai DM akan merosot, dan akan menimbulkan inflasi. Bank Sentral Jerman Barat masih khawatir terhadap laju pertambahan uang beredar yang kini mencapai 7,5%, karena tingkat ini sudah melampaui sasaran yang ditetapkan sekitar 3,5%. Di samping menurunkan suku bunga, Jerman Barat juga mengumumkan suatu paket lain yang diharapkan bisa lebih menggiatkan ekonominya. Subsidi akan diberikan terhadap kredit investasi yang diperlukan oleh perusahaan-perusahaan menengah dan kecil, dengan jumlah paket US$ 12,5 milyar. Di samping itu, penurunan pajak sebesar US$ 8,5 milyar akan dilaksanakan tahun depan. Tindakan ini diharapkan akan lebih menggiatkan ekonomi Jerman lewat peningkatan permintaan impor, yang bisa dinikmati dan membantu ekonomi negara lain. Beberapa pengamat menafsirkan tindakan Jerman Barat ini bukan semata ingin membantu menstabilkan nilai dolar, tapi karena tindakan itu diperlukan buat kepentingan Jerman sendiri. Mereka meramalkan bahwa laju pertumbuhan industri Jerman yang lemah pada setengah tahun pertama akan turun dengan 1,1% dalam semester dua 1987 ini. Dengan tindakan stimulasi ini, kemungkinan penurunan produksi manufaktur di Jerman Barat sekurangnya akan dapat dicegah. Suku bunga untuk kredit likuiditas di Jerman Barat sekarang 3,25%, sedangkan pada awal tahun masih 3,8%. Suku bunga Bank Sentral (discount rate), setelah penurunan ini, berarti hanya 2,5%. Ini merupakan suku bunga yang paling rendah di antara negara industri. Juga merupakan suku bunga paling rendah dalam sejarah Jerman sesudah Perang. Suku bunga terendah terakhir yang tercatat adalah 2,75% pada 1959 selama 8 bulan. Penurunan suku bunga di Eropa ini sangat mempengaruhi baik harga saham maupun nilai dolar. Sehari setelah diumumkan penurunan ini, indeks Dow Jones -- yang memonitor nilai gabungan saham di Bursa Saham New York -- mencatat kenaikan 50 poin. Nilai dolar terhadap yen bergerak dari 134,65 yen menjadi 135,5 yen, sedangkan terhadap DM naik dari DM 166 menjadi DM 1,68. Para pengamat umumnya berpendapat bahwa tindakan Jerman Barat itu masih lebih banyak bersifat simbolis, daripada suatu tindakan yang secara materiil akan berpengaruh terhadap kestabilan nilai dolar. Mereka mengira bahwa tindakan Jerman Barat sekurangnya akan merupakan jawaban untuk mempertahankan diri bila Jerman diserang oleh negara industri lain, terutama oleh AS, bila para pemimpin Kelompok 87 (kelompok 7 negara industri) bertemu dalam waktu yang diperkirakan tak akan lama lagi. Dalam ikut membantu mempertahankan nilai dolar ini, Jerman Barat sebenarnya lebih senang dengan cara melakukan intervensi di pasar uang, daripada menurunkan suku bunga di dalam negeri. Pembelian dolar yang dilakukan oleh Bundesbank seperti dikatakan oleh seorang pejabat seniornya "belum masif, tapi sudah mencapai jumlah ratusan juta dolar." Itulah sebabnya cadangan devisa Jerman Barat pada akhir September ini mencapai US$ 64 milyar, naik US$ 15 milyar dari tahun lalu. Cadangan devisa Jerman merupakan cadangan devisa ketiga terbesar di dunia, setelah Taiwan dan Jepang. Pengaruh penurunan suku bunga di Eropa ini belum cukup besar untuk pertumbuhan ekonomi, tapi sekurangnya sebuah iklim untuk suku bunga yang lebih menguntungkan sudah dimulai. Suku bunga di pasar uang Internasional sekarang ini masih tetap tinggi. Selama 1987, suku bunga primer di AS sudah naik lima kali, dari 7,25% pada Maret, menjadi 9,25% pada Oktober, dua minggu sebelum harga saham di seluruh dunia jatuh. Kenaikan suku bunga ini mempengaruhi suku bunga London Inter-Bank Offered Rate atau LIBOR, yang menjadi patokan bagi suku bunga pinjaman komersial oleh negara-negara lain. Suku bunga LIBOR meningkat terus selama 1987, dari 6,5% di awal tahun menjadi 8,75% di awal Oktober, sebelum turun lagi menjadi 7,75%. Indonesia dan negara Dunia Ketiga lainnya berkepentingan terhadap turunnya suku bunga LIBOR ini, karena dialah yang menentukan beban bunga bagi utang komersial yang sewaktu-waktu diperlukan nanti. Winarno Zain

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus