KETIKA menjadi pedagan kabel listrik di Jl. Asemka, Jakarta
Kota, Drs. Motet hanya pandai memasarkan hasil industri itu.
"Pokoknya pengetahuan saya dalam soal teknoloi kabel listrik
nol besar," kata Motet. Tapi kalau saya bisa menjual kabel
listrik mengapa saya tak bisa memproduksinya sendiri."
Dengan semangat itulah, sesudah beberapa kali kongkow, Motet
(d/h. Tan Yong Liong) bersama sejumlah pedagang kabel lainnya di
Jakarta mendirikan PT Supreme Cabel Manufacturing Corp. (PT
Sucaco). Modal awal ketika itu (November 1970) Rp 716 juta -- di
antaranya Rp 200 juta berasal dari pinjaman Bank Dagang Negara.
Dua tahun kemudian, pabrik listrik PMDN itu yang sahamnya
dikuasai 33 pengusaha pribumi dan nonpibumi, diresmikan Menteri
Perindustrian M. Jusuf.
Dan sepuluh tahun berikutnya, PT Sucaco sudah berani melimpahkan
4,8 juta sahamnya (30% dari seluruh modal dasar 16 juta saham)
ke masyarakat lewat pasar modal. PMDN pertama yang memasyarakat
itu menawarkan setiap sahamnya -- pada penjualan perdana 16-29
Juni -- dengan harga Rp 1.100 (nilai nominal Rp 1.000).
"Masa depan Sucaco sangat bagus," kata K.C. Komala, Asisten
Direktur Manajer PT Indovest, penjamin utama emisi. Paling
tidak, karena pendiri perusahaan itu adalah distributor dan
pedagang kabel, soal pemasaran bukanlah yang rumit buat mereka.
"Jaringan pemasaran mereka memang luas sekali," tambah Komala.
Di bawah kepemimpinan Drs. Motet, presiden Direknlr, Sucaco kini
berkembang sebagai pembuat kabel listrik dan telepon terkemuka
di antara 15 anggota Asosiasi Produsen Kabel Indonesia
(Apkabel). Dengan tingkat produksi 450 ton sebulan, perusahaan
ini konon menguasai sepertiga pemasaran kabel di Indonesia.
Angka penjualan bersih meningkat terus: Rp 9,47 milyar (1979),
Rp 13,9 milyar (1980), dan Rp 21,79 milyar (1981). Sedang laba
bersih: Rp 1,31 milyar (1979), Rp 1,99 milyar (1980), dan Rp
2,46 milyar (1981).
Pada tahun-tahun permulaan produksi, dengan bantuan teknik dari
Furukawa Electric Co. dan Nihon Deco Lux Ltd, Jepang, Sucaco
hanya memproduksi kabel listrik tembaga tegangan rendah dan
formika (bahan pelapis bangunan rumah). Tak lama kemudian
dihasilkannya pula kabel listrik dengan konduktor aluminium, dan
kabel telekomunikasi.
Dengan bantuan teknik dari Sumitomo Electric Industries, tahun
ini perusahaan itu merencanakan produksi komersial kabel
tegangan menengah (15 Kv), dan tegangan tinggi (77 Kv).
ATAS rekomendasi dan nasihat Furukawa pula, Sucaco bisa memilih
dan membeli mesin yang dianggap baik untuk dipasang di Desa
Semanan, Tangerang. Pada awal pendirian, pabrik itu pernah
berusaha menggalang kerjasama teknik dengan Sumitomo, dan
Hitachi. Tapi Hitachi, yang tak membayangkan program listrik
masuk desa bakal hebat seperti kini, kata Motet, tinggal pasi.
Secara berangsur, sesudah menerima bantuan teknik dari Furukawa,
dan Sumitomo, "kami jadi. pintar juga," katanya.
Dengan dana dari masyarakat itu, Sucaco merencanakan memperluas,
dan menambah kapasitas produksi. Hingga pada 1984, kapasitasnya
diharapkan dua kali lipat dari sekarang. Kini 70% kabel listrik,
dan kabel telekomunikasi hasil pabriknya diserap berbagai proyek
pemerintah. Motet optimistis selama pemerintah gencar dengan
program listrik masuk desa, Sucaco tetap tumbuh. Sesudah
pemerintah meluncurkan satelit Palapa, dan membangun puluhan
stasiun bumi kecil," apakah tidak mungkin menyisihkan sebagian
anggarannya untuk membeli kabel telekomunikasi?" tanyanya. Dia
mengharapkan pula sekitar 10% dari anggaran pembangunan PLTA
Saguling disisihkan untuk pembangunan jaringan transmisi.
Dalam perkembangannya kemudian Sucaco (30%) berpatungan dengan
Furukawa dan Toyo Menka (70%) tiga tahun lalu mendirikan pabrik
peleburan copper concentrate (impor dari Chili dan Zambia). PT
Tembaga Mulia Semanan itu yang terletak di sebelah Sucaco punya
kemampuan produksi 36 ribu ton setahun -- sedang potensi
produksi 50 ton setahun. Dari perusahaan inilah, Sucaco dan
sejumlah pabrik kabel memperoleh kabel tembaga. Dalam rencana
mendatang, Sucaco bersama sejumlah pabrik kabel lain berniat
mendirikan perusahaan pengolahan aluminium rod - bahan baku
pembuatan konduktor aluminium. Melihat semua perkembangan, dan
rencana itu, Sucaco tampaknya menjanjikan harapan baik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini