Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas mengecek harga dan stok elpiji 3 kg saat mengunjungi pangkalan gas yang berlokasi di Pasar Klender, Jakarta Timur. Zulhas menemui seorang pemilik kios dan meyakinkan bahwa kini para pengecer bisa kembali berjualan karena statusnya dijadikan sebagai subpangkalan gas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Oleh Bapak Presiden dimandatkan kembali seperti semula ya, Pak. Pengecer namanya jadi subpangkalan, mau ganti jadi apa saja yang penting jangan nyusahin ya kan," kata Zulhas kepada seorang laki-laki paruh baya di kios penjual gas elpiji 3 kg di Pasar Klender, Rabu, 5 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengklaim arahan Presiden Prabowo Subianto yang mengizinkan pengecer menjual gas melon berdampak positif pada stok yang kembali normal. Ia juga sempat menyinggung bagaimana larangan jual elpiji 3 kg di tingkat pengecer yang niatnya mencegah permainan harga justru menimbulkan masalah berentetan.
Dalam kunjungan kurang dari 10 menit itu, ia lekas bagi-bagi sejumlah elpiji 3 kg kepada ibu-ibu yang mengelilinginya. Ia memilih enam ibu-ibu yang antusias menerima elpiji 3 kg gratis itu. Ia menjatah setiap orang Rp100 ribu untuk membawa pulang gas melon dan sisanya membeli beras.
Usai mengestafet tabung gas satu per satu, ia memimpin kalimat seruan. "Terima kasih Pak Prabowo, bilang terima kasih Pak Presiden Prabowo," ujar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu yang lantas ditirukan oleh ibu-ibu.
Prabowo turun tangan mengatasi kesulitan warga membeli elpiji 3 kg setelah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia per 1 Februari 2025 melarang pengecer menjual gas bersubsidi itu untuk memastikan subsidi tepat sasaran.
Bahlil menyebut Prabowo dalam pertemuan di Istana Kepresidenan mengarahkan untuk membuat kebijakan baru usai melihat kelangkaan gas melon di mana-mana. Pemerintah akhirnya mengganti sistem distribusi elpiji 3 kg di tingkat pengecer dengan mengubah status mereka menjadi subpangkalan yang lebih mudah diawasi.
"Jadi harus dapat jangan jauh-jauh, kata Bapak Presiden. Makanya kami ubah dari yang tadinya pengecer itu, yang tadinya belinya di pangkalan, sekarang kita aktifkan pengecer dengan mengubah nama menjadi subpangkalan," kata Bahlil.
Subpangkalan dibekali aplikasi Pertamina yang bernama MerchantApps Pangkalan Pertamina. Melalui aplikasi tersebut, pengecer bisa mencatat siapa yang membeli, berapa jumlah tabung gas yang dibeli, hingga harga jual dari tabung gas tersebut.
Yudono Yanuar berkontribusi pada penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: LPG 3 Kg Susah Didapat, Apa Penyebabnya?