Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah melepas ekspor 11 komoditas pertanian provinsi itu ke tujuh negara melalui Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulsel, Sabtu, 23 Februari 2019.
Baca juga: Menperin Genjot Investasi dan Ekspor di 5 Sektor, karena..
"Kami mengapresiasi upaya Kementerian Pertanian yang menjadikan Provinsi Sulsel sebagai fokus pembangunan pertanian di wilayah timur," kata Nurdin.
Komoditas dengan total nilai sebesar Rp 241,73 miliar dilepas Nurdin. Komoditas itu antara lain berupa biji dan tepung kakao, mete pisang, kernel, sawit, bungkil sawit, lada putih, serta produk asal hewan berupa kulit reptil ular phyton, dan sarang burung walet.
Menurut Nurdin, beragam varietas unggulan berada di sentra produksi masing-masing, kakao di Kabupafen Luwu Timur, Luwu Utara, Luwu Wajo, Pinrang, Bone, dan Sinjai.
Sedangkan untuk komoditas kopi terdapat di Kabupaten Tana Toraja dan Enrekang. Kemudian sentra lada terdapat di Kabupaten Wajo dan Luwu, sentra produk kelapa sawit di kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur.
"Tren peningkatan produksi pertanian ini merupakan kerja keras pemerintah pusat dan daerah, kerja kita bersama," katanya.
Nurdin juga mengapresiasi kerja keras Karantina Pertanian Makassar yang terus meningkatkan pengawasan terhadap masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan dan tumbuhan.
"Kami bantu petugas karantina. Patuhi aturan karantina saat lalu lintaskan produk pertanian, agar produk pertanian asal Sulsel dapat terus berdaya saing di pasar ekspor," ujarnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Dr Ali Jamil saat menyerahkan Surat Kesehatan Tumbuhan, phytosanitary certificate (PC) kepada para eksportir sebagai persyaratan ekspor, menyampaikan pihaknya akan mendukung penuh upaya akselerasi ekspor seluruh komoditas pertanian asal Sulsel.
"Petugas kami lakukan jemput bola, kami datang ke rumah kemasan untuk lakukan tindakan karantina. Sistem 'inline inspection' karantina terus diterapkan agar produk pertanian dapat cepat, sehat, dan aman masuki pasar global," kata Jamil.
Ia menegaskan karantina pertanian sebagai "strategic trade tools" menjadi garda terdepan dalam akselerasi ekspor produk pertanian.
Sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian untuk mendorong ekspor produk pertanian, upaya lobi dagang dengan negara tujuan ekspor terkait persyaratan Sanitary dan Phytosanitary (SPS) serta harmonisasi protokol karantina, Barantan juga memberlakukan layanan prioritas ekspor dan program agro gemilang guna mengembangkan potensi ekspor produk pertanian. "Jajaran Barantan diseluruh Indonesia siap lakukan upaya dan inovasi perkarantinaan untuk wujudkan ini," ujarnya.
ANTARA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini